Gambar kalender itu menunjukkan sebuah adegan kelahiran dengan tiga orang majus yang mengelilingi roti gulung sosis di tempat bayi Yesus.
Sejumlah umat Kristen pengguna Twitter mengatakan, iklan tersebut tidak menghormati agama mereka.
- Sekitar 40% orang Inggris percaya Yesus bukan 'manusia sungguhan'
- Lembaga Australia dikecam terkait Ganesha ditampilkan menyantap daging
- Seperti apa sosok Yesus yang sebenarnya?
"Saya senang umat Kristen menyatakan kemarahannya dan Greggs meminta maaf," tulis salah seorang pengguna Twitter. "Kalau bukan kita yang bicara, siapa lahgi?"
Sementara kalangan lainnya menyerukan agar perusahaan-perusahaan komersial "menghormati semua agama".
Pihak Greggs telah meminta maaf atas gambar tersebut, dan mengatakan tidak berniat membuat orang-orang marah.
"Kami benar-benar menyesal telah menyinggung perasaan banyak orang, kami tidak pernah berniat melakukan itu," kata perusahaan tersebut dalam sebuah pernyataan.
Gambar itu dikeluarkan untuk mempromosikan kalender Natal seharga Pound 24 atau Rp427 ribu, yang berhadiah kupon belanja.

Organisasi Evangelis Inggris mengatakan kepada Newsbeat pihaknya "tidak terlalu tersinggung" tentang adegan kelahiran bayi Yesus yang dalam iklan Greggs.
Namun hal itu menimbulkan masalah bagi perusahaan yang menggunakan cerita Alkitab untuk menjual produk-produknya.
- Propaganda anti-pemerintah dalam kue-kue pastri di Argentina
- Bertemu orang-orang yang mengaku sebagai Yesus Juru Selamat
- Cina menahan para anggota sekte 'Yesus perempuan'
"Setiap tahun ada saja perusahaan membuat iklan-iklan Natal yang kontroversial untuk keuntungan komersial," kata Daniel Webster, juru bicara organisasi tersebut.
Dia mengatakan Yesus semestinya memang menjadi menjadi fokus perayaan Natal, bukan muncul di kalender-kalender dan pemasaran.
(ita/ita)