Rincian dari makhluk yang bisa mencapai panjang hingga 1,5 meter dan berdiameter 6cm itu dipublikasikan di sebuah jurnal ilmiah AS.
Kampang raksasa hidup dalam suatu cangkang keras, terbenam jauh di dalam lumpur yang menjadi sumber makanannya.
Kendati keberadaannya sudah diketahui sejak bertahun-tahun, belum ada spesies yang dipelajari dalam keadaan hidup sebelum ini.
Namanya dalam bahasa Inggris adalah cacing kapal, namun makhluk ini sebenarnya adalah sebangsa moluska, dalam rumpun yang sama seperti kerang dan remis.
- Zombi di dunia nyata yang lebih aneh dari fiksi
- Serangga dengan mata besar nan cantik -dan foto-foto lainnya
- Haruskah kita menyantap serangga seperti Jolie?
Menurut penelitian yang diterbitkan dalam Proceedings of the National Academy of Sciences of the United States of America (PNAS), spesies 'langka dan misterius' ini juga dikenal sebagai Kuphus polythamia, merupakan kerang hidup terpanjang yang dikenal manusia,
Tim ilmuwan dari AS, Filipina dan Perancis baru-baru ini menemukan dan mengumpulkan lima kampang raksasa ini di teluk Mindanao.
Sebuah video menunjukkan para ilmuwan dengan hati-hati memotong salah satu ujung cangkang kampang ini sebelum dengan lembut mengguncangkannya untuk mengeluarkannya. Makhluk hitam panjang berlendir itu terlihat meluncur keluar dari cangkang yang berbentuk seperti tabung.
Mahluk ini tergolong rumpun kampang, yang anggotanya biasanya jauh lebih kecil dan meliang pada kayu yang membusuk dan mengkonsumsinya.
- Ulat tentara ancam ladang di Afrika dan bisa menyeberang ke Asia
- Kehidupan laut baru ditemukan di ceruk laut dalam
- Festival cacing laut yang terinspirasi legenda putri raja
Kampang raksasa ini unik bukan hanya untuk ukurannya, tetapi juga karena makannya di dalam lumpur dan sedimen laut, dengan menggunakan sejenis bakteri.
Karenanya kampang ini memiliki sistem pencernaan yang jauh lebih kecil dibandingkan dengan kampang lainnya.
Makhluk ini menciptakan sendiri cangkang tabung yang keras, terbuat dari kalsium karbonat, dengan mengeluarkan suatu zat.
Diciptakan juga topi keras untuk menutupi kepalanya, yang kembali diserap oleh kampang raksasa itu ketika ingin tumbuh dan membenamkan diri lebih jauh ke dalam lumpur, kata peneliti.
(nvc/nvc)