Ahmad Luthfi Peringati Sejarah Pertempuran 5 Hari di Semarang
Bangun Indonesia

Ayo, tingkatkan partisipasi kita dalam pembangunan bangsa dan wujudkan impian Indonesia yang lebih baik!

Ahmad Luthfi Peringati Sejarah Pertempuran 5 Hari di Semarang

Hana Nushratu Uzma
Rabu, 15 Okt 2025 09:14 WIB
Ahmad Luthfi Peringati Sejarah Pertempuran 5 Hari di Semarang
Foto: Pemprov Jateng
Jakarta - Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ahmad Luthfi mengatakan Pertempuran Lima Hari di Semarang merupakan salah satu tonggak sejarah perjuangan bangsa. Ia mengajak seluruh elemen masyarakat di Jawa Tengah untuk menggelorakan semangat perjuangan dan pantang menyerah dalam membangun Indonesia.

"Perjuangan tidak pernah ada kata usai. Hari ini kita menghadapi berbagai tantangan serta cobaan dalam berbangsa dan bernegara," kata Luthfi, dalam keterangan tertulis, Rabu (15/10/2025).

Hal itu disampaikan Luthfi saat menjadi inspektur upacara Peringatan Pertempuran Lima Hari Semarang yang digelar di kawasan Tugu Muda, Selasa (14/10) malam.

Menurut Luthfi, para pahlawan bangsa seperti halnya dr Kariadi dan kawan-kawannya telah banyak memberi pelajaran tentang pengabdian, pengorbanan, perjuangan untuk Indonesia.

Ia berpesan sebagai generasi penerus perjuangan bangsa, seluruh pihak diminta mengadopsi nilai-nilai perjuangan dan kebersamaan. Hal ini bertujuan agar diterapkan pada kerja dan karya dalam konteks zaman sekarang.

Luthfi mengatakan Provinsi Jateng terdiri dari 37 juta masyarakat, 8.573 desa/kelurahan, 576 kecamatan, dan 35 kabupaten/kota. Daerah-daerah tersebut memiliki keragaman dan potensinya masing-masing.

Maka dari itu, semangat gotong royong perlu terus dijaga, agar provinsi ini semakin sejahtera. Dalam kesempatan itu, Luthfi juga berpesan agar seluruh masyarakat Jateng terus berkreasi, berinovasi, dan menjunjung tinggi nilai integritas.

"Dari Kota Semarang dan Jawa Tengah, kita gelorakan semangat perjuangan dalam rangka membangun Indonesia," kata Luthfi.

Adapun rangkaian upacara peringatan tersebut diawali dengan pembacaan nukilan sejarah Pertempuran Lima Hari Semarang. Sejarah singkat tersebut dibacakan oleh St Sukirno.

Di dalamnya diceritakan bagaimana masyarakat Semarang waktu itu yang sedang merayakan kemerdekaan, mendapatkan gangguan dari tentara Jepang. Hingga pecahlah pertempuran lima hari di Semarang pada 14-18 Oktober 1945.

Sejarah singkat tersebut juga ditampilkan dalam sebuah pertunjukan kolosal oleh Teater Pitoelas Universitas 17 Agustus Semarang. Pertunjukan kolosal tersebut menjadi puncak dari rangkaian upacara peringatan Pertempuran Lima Hari Semarang.

Sebagai informasi, kegiatan tersebut turut dihadiri oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Jateng Sumarno, Wali Kota (Walkot) Semarang Agustina Wilujeng, Forkopimda Jateng dan Kota Semarang, serta para veteran.


(akd/akd)
Berita selengkapnya tentang Kunjungi
Berita Terkait