"Saya sudah perintahkan kepada PT JTAB, agar seluruh pasar di 35 kabupaten/kota punya Kios JTAB. Gunanya untuk memangkas birokrasi terkait bahan pokok penting," kata Luthfi, dalam keterangan tertulis, Rabu (8/10/2025).
Selain itu, kata Luthfi, Kios JTAB juga berfungsi untuk menstabilkan harga seperti cabai, bawang merah, bawang putih, dan bahan pokok lainnya.
Sebab, Kios JTAB juga memberikan jaminan penyerapan hasil panen petani, menjaga harga pasar, dan mengendalikan inflasi.
"JTAB melakukan penetrasi harga agar tidak dimainkan oleh tengkulak, spekulan, dan lain sebagainya," kata Luthfi.
Luthfi mencontohkan, harga cabai merah yang sebelumnya mendekati Rp 40 ribuan, kini sudah menyentuh sekitar Rp 26 ribuan.
"Di petani harganya Rp 20-25 ribuan, jadi masih wajar. Ini perlahan akan turun dengan intervensi ini," jelas Luthfi.
Sebagai informasi, Kios JTAB ini dilaksanakan melalui kolaborasi PT JTAB, pemerintah kabupaten/kota, dan pedagang. Pemerintah kabupaten/kota bertugas untuk menyiapkan kios dan pasokan bahan pokoknya dari JTAB.
Direktur Utama PT JTAB Totok Agus Siswanto mengatakan, tujuan utama dari kios ini adalah memotong rantai distribusi dari petani ke konsumen. Diharapkan, ada pemerataan harga bahan pokok penting di Jawa Tengah.
"Sudah ada di Kendal, Ungaran, Salatiga, Boyolali, dan Surakarta. Nanti seluruhnya ada, satu pasar satu kios. Produknya cabai, bawang merah, bawang putih. Bahan pokok lain bisa gula, minyak goreng, dan lainnya, sesuai harga di pasar," jelas Totok.
Di Pasar Legi setidaknya ada dua Kios JTAB, yaitu Kios Bu Kati dan Kios Bu Tri. Kios Bu Tri menjual bahan pokok seperti beras, telur, minyak, dan lainnya. Ia sudah bekerja sama dengan JTAB selama kurang lebih enam bulan.
"Mudah untuk mendapatkan bahan. Dari segi harga lebih miring kalau dari JTAB, harga jual juga bisa lebih murah," kata Tri.
(akd/akd)