Sektor pariwisata disinyalir akan selalu menjadi penghasil devisa terbesar dan penentu pertumbuhan ekonomi. Bahkan kini telah muncul banyak tren wisata yang diikuti dengan hadirnya startup di sektor pariwisata.
Topik ini yang dibahas dalam acara 'Ngobrol Tempo' pada Selasa (27/3/2018) di President Lounge, Menara Batavia, Jakarta Pusat.
Mengangkat tema 'Menggali Potensi Bisnis Start Up pada Sektor Pariwisata', acara ini dihadiri oleh puluhan pemilik startup dan para pakar, seperti Darmono (Chairman & Founder Jababeka Group), Andrew Soejanto (CEO Goodway Vacation Club), Burhan Sholihin (Executive Director PT Info Media Digital), dan Andrie Wongso (Motivator).
Tanjung Lesung menjadi salah satu destinasi wisata yang dibahas dalam acara tersebut.
"Tanjung Lesung akan menjadi Nusa Dua-nya Banten. Seperti halnya ketika Bali memulai pengembangan pariwisatanya dari kawasan Nusa Dua," ungkap Darmono.
Darmono juga mengungkapkan hingga saat ini pihak Jababeka sudah menggelontorkan dana sebesar Rp 9 triliun untuk pengembangan kawasan Tanjung Lesung The Gateway to Krakatau. Diharapkan dengan itu, perkembangan teknologi di Tanjung Lesung dimanfaatkan dengan baik sehingga bisa lebih cepat dikenal dunia.
"Saya yakin Tanjung Lesung dengan Krakatau dan pulau-pulau sekitarnya bisa tidak kalah indahnya dengan Raja Ampat," tambah Darmono.
S. D. Darmono memberikan paparan dalam acara Ngobrol Bareng Tempo - Menggali Potensi Bisnis Start Up pada Sektor Pariwisata (Foto: Dok Jababeka) |
Sementara itu, Burhan Sholihin mengatakan travel startup is the new sexy. Oleh karena itu, validasi dalam membangun startup itu penting.
"Satu yang paling penting dalam membangun startup adalah validasi. Banyak pelaku startup yang tidak mempunyai hulu produksi tapi punya data pasar yang komplit untuk dijual," ujar Burhan.
Burhan menyebut tahun lalu jumlah wisatawan asing yang datang ke Indonesia naik 20%, sebuah kenaikan yang luar biasa. Burhan optimis bahwa pelaku industri pariwisata akan semakin tumbuh besar dari waktu ke waktu.
Sementara Andrew Soejanto, salah seorang pelaku startup travel turut membagikan pengalamannya dalam membangun Goodway Vacation Club (GVC). GVC ialah klub liburan yang kini telah memiliki 8.000 anggota yang terus berkembang dan tersebar di berbagai kota besar di Indonesia.
Menurut Andrew masih banyak potensi wisata Indonesia yang bisa digarap oleh startup-startup baru. Meski begitu travel agen konvensional tetap memiliki kelebihan tersendiri karena informasi personal tentang experience akan lebih terasa dalam menikmati sebuah destinasi.
"Pariwisata bukan hanya hotel, bukan hanya pesawat tapi juga tentang menawarkan experience baru," ujar Andrew Soejanto.
Lebih lanjut, Andri Wongso turut memberikan kalimat semangat untuk para peserta startup yang hadir.
"Ide satu mati tumbuhkan lagi ide yang lain," ujar Andri dalam acara yang sama.
Dalam event tersebut, para peserta startup antusias bertanya kepada keempat narasumber. Mereka bahkan mendaftarkan diri untuk bertemu langsung dengan para investor dari Singapura yang digelar pada 3-4 April 2018 di Tanjung Lesung, Pandeglang - Banten.
Di sana akan ada investor yang tergabung dalam ISBC (The Indonesia-Singapore Business Council) dan para pebisnis startup dapat mempresentasikan unit usahanya melalui sistem table top kepada seluruh investor yang datang.












































S. D. Darmono memberikan paparan dalam acara Ngobrol Bareng Tempo - Menggali Potensi Bisnis Start Up pada Sektor Pariwisata (Foto: Dok Jababeka)