Ratusan ibu-ibu, rata-rata berusia paruh baya, duduk dalam beberapa baris sejajar dan tampak sibuk membolak-balik ikan swanggi. Bermodal pisau dapur kecil, tangga mereka dengan cekatan mengiris daging tipis dan membuang tulang dan kulitnya ke ember yang diletakan di bawah meja kayu.
Tak ada percakapan di antara mereka, meski saling duduk berdampingan. Mata para ibu ini hanya fokus tertuju pada ikan yang disisirnya dengan gerakan cepat untuk memisahkan daging dan duri.
Para ibu yang kompak mengenakan kaos biru ini merupakan penduduk dari desa yang diberdayakan oleh CV Comilled Perkasa, usaha pengolahan ikan yang diperuntukan untuk bahan baku surimi ke perusahaan eksportir olahan ikan, PT Dua Putra Utama Makmur Tbk.
"Produksi kita seharinya rata-rata 5 ton, kalau per bulan 100 ton. Setiap hari dibutuhkan 15 ton ikan untuk mendapatkan daging yang sudah dipisahkan dari kulit dan tulangnya sebanyak 5 ton. Nanti dagingnya diolah kembali untuk diekspor, kita hanya supplier yang selama ini jadi nasabah Eximbank," jelas Dwi ditemui di area pabrik Dua Putra, Desa Purworejo, Kabupaten Pati, Jawa Tengah, Minggu (29/10/2017).
![]() |
Diungkapkannya, selama ini pihaknya cukup terbantu dengan akses permodalan dari Indonesia Eximbank. Usaha yang dirintisnya sejak tahun 2011, saat ini sudah memiliki 250 orang karyawan yang hampir semuanya para ibu.
"Kita kan sifatnya mitra binaan dari Eximbank. Alhamdulillah dengan tambahan modal dan bantuan peralatan kerja, kita mau meningkatkan jumlah karyawan menjadi 300 orang, dari saat ini 250 orang," ucap Dwi.
Menurutnya, para ibu-ibu yang diberdayakan ini berasal dari 4 desa di Kecamatan Dukuhseti yakni Desa Bakalan, Desa Alas Dowo, Desa Dukuhseti, dan Desa Banyutowo. Suami mereka pun rata-rata berprofesi sebagai nelayan.
"Kebanyakan di sini dulunya buruh tani, tapi kan petani itu musiman, kadang enggak kerja, banyak pula yang jadi TKI. Bekerja di sini cukup membantu mereka menyekolahkan anak. Sistem kerjanya borongan, dengan upah Rp 1.700 untuk setiap pengolahan 1 kg ikan. Rata-rata sehari bisa dapat penghasilan Rp 80.000-100.000," ungkap Dwi yang saat ini memiliki omset penjualan hingga Rp 3 miliar per bulan ini.
Sebagai informasi, Indonesia Eximbank saat ini terus menggenjot penyaluran kredit untuk usaha kecil menengah yang berorientasi ekspor atau UKME. Dengan target Rp 14,8 triliun tahun 2017, saat ini sudah terealisasi Rp 12 triliun. Tahun 2016 lalu, kredit untuk UKME bisa terealisasi Rp 10,5 triliun.
![]() |
Secara khusus untuk wilayah Jawa Tengah, Indonesia Eximbank telah menyalurkan pembiayaan senilai Rp 8,45 triliun kepada 50 pelaku usaha berorientasi ekspor. Dengan kata lain, porsi pembiayaan di Jawa Tengah adalah 8,72% dari total pembiayan Indonesia Eximbank.
Dalam kunjungannya ke Pati tersebut, Indonesia Eximbank juga memberikan bantuan Sarana Pendukung Ekspor (Sapunek) berupa perlengkapan pemotong ikan kepada CV Comilled Perkasa dan Kelompok Pengolah dan Pemasar Ikan Pertiwi Mina Jaya.
Kemudian bantuan lainnya yakni berupa mesin planner dan jointer kayu kepada CV Mebel Jati Jepara. CV Mebel Jati Jepara merupakan salah satu binaan Indonesia Eximbank melalui CPNE (Coaching Program for New Exporter) yang telah sukses mengekspor furnitur ke Prancis.
Sementara itu, CV Comilled Perkasa dan Kelompok Pengolah dan Pemasar Ikan Pertiwi Mina Jaya merupakan supplier PT Dua Putra Utama Makmur yang merupakan eksportir utama di Pati yang mengekspor produk ikan, udang, hasil laut dan olahannya.