Dirut BEJ dan Dirjen Pajak Bahas Tantangan Generasi Milenials

Dirut BEJ dan Dirjen Pajak Bahas Tantangan Generasi Milenials

Advertorial - detikNews
Senin, 09 Okt 2017 00:00 WIB
Jakarta -

Munculnya kaum milenials menarik perhatian tersendiri, utamanya dalam dunia digital bisnis. Apalagi generasi yang lahir di tahun 1980-an sampai 2000-an ini memang mempunyai eksistensi di dunia maya yang menonjol dibandingkan generasi sebelumnya.

Acara Boogie Network 2017 pun hadir dengan mengangkat tema 'Forming Synergies for Multi Generation Collaboration'. Acara ini mempunyai visi dan misi untuk menjembatani generasi milenials memetik pengalaman dari generasi baby bombers. Diharapkan banyak generasi milenials yang bisa memiliki bekal dalam meniti kariernya.

Acara yang diprakarsai oleh Mestizo ini menghadirkan pembicara Direktur Jenderal Pajak Kementerian Keuangan Ken Dwijugiasteadi, Ketua Komisi DPR XI Melchias Marcus Mekeng, dan Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Tito Sulistio di Artoz, Energy Building pada Jumat (9/10/2017). Acara ini dipandu oleh penyelenggara, yaitu Adi Mekeng Bapa dan Aditya Anggariady.

Dalam perbincangan tersebut, mereka memandang generasi milenials sebagai generasi penerus membutuhkan pembelajaran dari pengalaman generasi baby boomers.

Menurut Adi, saat ini antara generasi milenials dan baby boomers terdapat jurang pola pikir yang terbentuk dari kebiasaan saat tumbuh dewasa. Untuk itu acara Boogie Network 2017 sebagai ajang belajar bagi generasi milenials terhadap generasi baby boomer. "Kami berharap agar Boogie Network dapat menjadi sebuah wadah di mana relasi lama diperkuat dan relasi baru tercipta," tutur Adi.

"Tujuan acara ini adalah untuk menjembatani perbedaan pola pikir dan metode dua generasi tersebut. Milenials mungkin mempunyai cara-cara yang berbeda dari generasi sebelumnya. Namun, kami percaya salah satu faktor sukses adalah pengalaman. Jadi para generasi baby boomers dapat sharing pengalaman-pengalaman mereka," kata Adi.

"Generasi milenials pada saat ini mengenal konsep efesien, sebagai contoh di perusahaan besar ada bos yang menyuruh anak buahnya untuk membuat suatu pekerjaan agar anak buahnya bisa lebih berkembang. Tetapi milenials akan mencoba untuk meminta bosnya memberikan contoh pekerjaan tersebut kepadanya agar jangka waktu pengerjaannya lebih cepat dan efisien. Ada bridging the gap di sini, ini yang ini kita pertemukan," tambah Aditya.

Dirut BEJ dan Dirjen Pajak Bahas Tantangan Generasi Milenials

Sektor e-commerce pun disoroti karena biasanya dimotori oleh generasi milenials. Oleh karena itu, pemerintah pun mulai menaruh perhatian pada e-commerce dengan menyiapkan beberapa kebijakan, salah satunya dari sisi perpajakan.

Dalam hal ini, Ken Dwi mengatakan pemerintah saat ini tengah mempersiapkan aturan perpajakan yang akan diterapkan pada pelaku e-commerce yang akan tertuang dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK).

Namun dia mengimbau agar para pengusaha muda yang terjun dalam bisnis tersebut tidak perlu khawatir. Pihaknya hanya menjalankan amanat untuk menarik penerimaan dari objek pajak baru.

"Mungkin minggu depan PMK mengenai e-commerce akan keluar. Tenang saja pasti ada insentifnya. Karena tarifnya tidak seperti biasanya. Seperti misalnya yang biasa PPN 10 persen, kalau ini enggak sampai 10 persen," tutur Ken.

Dirut BEJ dan Dirjen Pajak Bahas Tantangan Generasi Milenials

Dia juga mengimbau agar para generasi milenials tak perlu khawatir untuk membuat bisnis jenis baru. Sebab kebijakan perpajakan akan dibuat dengan mempertimbangkan geliat bisnis yang ada.

Sementara Tito Sulistio berbicara mengenai dunia bisnis secara general dengan membagikan pengalamannya di dunia bisnis. Menurutnya untuk bisa bertahan di dunia bisnis modalnya hanya dua yakni network dan bernyali.

Dirut BEJ dan Dirjen Pajak Bahas Tantangan Generasi Milenials

Keberanian dan keyakinan dalam berbisnis sangatlah penting. Jangan pernah takut untuk mengambil langkah besar dan kemudian terjatuh.

"Ini milenials kadang takut. Nyalinya enggak ada," tuturnya.

Sementara jaringan sangat penting bahkan jauh lebih penting dari modal. Dengan memiliki jaringan yang dimiliki maka bisnis akan mudah dikembangkan.

Milenials Berpolitik

Selanjutnya, Mekeng berbicara mengenai youth organization. Dalam sesi tersebut dia disandingkan dengan Ketua DPP Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia (AMPI) Dito Ariotedjo untuk membahas rendahnya ketertarikan generasi milenials terhadap politik.

"Generasi muda mayoritas yang dari SMA atau kuliah tidak dibiasakan berorganisasi atau jadi aktivis melihat bahwa dunia politik sangat kotor, sangat negatif. Ini bagaimana cara meyakinkan mereka?" tanya Dito.

Dirut BEJ dan Dirjen Pajak Bahas Tantangan Generasi Milenials

Dalam Boggie Network 2017, Mekeng menjawab bahwa politik tidak sekotor itu. Dengan politik kebijakan-kebijakan yang ada saat ini lahir. Sebab pemerintah berkolaborasi dengan DPR untuk membuat sebuah kebijakan yang dilandasi juga dengan pertimbangan politik.

Dia juga mengatakan bahwa berpolitik adalah panggilan jiwa. Sehingga harus siap untuk menghadapi terpaan pandangan negatif dari orang sekitar.

"Kalau maju jadi politisi harus siap untuk dicaci dan dimaki, harus siap disinisi orang. Tapi jadi politisi juga harus fokus pada keahlian kita. Agar kita mengerti apa yang kita perjuangkan nantinya. Dan harus selalu memperjuangkan kepentingan masyarakat," tambahnya.

Acara yang disponsori oleh PT Bank Mandiri Tbk ini diharapkan menghasilkan kolaborasi apik antargenerasi untuk membangun berbagai sektor agar Indonesia menjadi lebih baik.

(adv/adv)
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.