Pemerintah semakin gencar mempromosikan peluang investasi pada beragam sektor seperti infrastruktur, bisnis, perdagangan, transportasi, jasa pelayanan, properti dan lainnya. Hal ini terlihat dengan adanya kebijakan yang diluncurkan dengan tujuan menstabilisasi dan meningkatkan perekonomian Indonesia.
Untuk sektor properti, di Indonesia mendapatkan banyak stimulan yang bertujuan untuk mendorong investasi makin menarik dan menjanjikan kedepannya.
Seperti diketahui, pertama setelah Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) mengesahkan Undang-Undang (UU) Tax Amnesty atau Pengampunan Pajak, pada 28 Juni 2016, maka permintaan untuk instrumen investasi mengalami peningkatan. Salah satu instrumen yang menarik adalah properti, karena memiliki nilai investasi dan menjadi kebutuhan hunian.
Maka, berinvestasi di properti memiliki nilai multifungsi dan permintaannya selalu bertambah. Hal ini ditekankan oleh Tommy H Bastamy, Director Strategic Advisory Group, Coldwell Banker Commercial "Secara makro, tax amnesty diharapkan memberikan percepatan terhadap pergerakan ekonomi nasional. Masuknya dana repatriasi melalui penerapan tax amnesty akan meningkatkan likuiditas bagi pendanaan pembangunan ekonomi dalam negeri. Hal ini semakin menggerakan aktifitas ekonomi diberbagai sektor sehingga akan mendorong kepada pertumbuhan ekonomi nasional yang lebih baik."
Kedua, Bank Indonesia (BI) menentukan suku bunga/ BI rate di kisaran 6,5%. Suku bunga ini turun dari 7,5% ke 7 hingga menjadi 6,5%.
Faktor ketiga adalah kelonggaran aturan Loan to Value (LTV) atau Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) dari BI yang rencananya berlaku pada Agustus 2016. Kebijakan ini membuat uang muka atau Down Payment (DP) menjadi lebih rendah.
Keempat, pemberlakuan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) dan rencana membuka kepemilikan asing di bidang properti, khususnya apartemen, sedang digencarkan oleh pemerintah.
Merespon hal tersebut, Synthesis Residence Kemang menghimbau masyarakat untuk melihat peluang menarik ini. "Dilihat dari sisi harga, di Indonesia harga properti masih kompetitif dibandingkan negara lain. Hal itu yang perlu dilihat oleh peminat investasi properti, dimana saat ini momentum terbaik mengambil keputusan untuk membeli, karena sektor properti akan menggeliat sudah terlihat," ujar Imron Rosyadi – Sales and Marketing General Manager Synthesis Residence Kemang.
Synthesis Residence Kemang akan menjadi bagian dalam momentum ini dengan memberikan harga yang kompetitif, penawaran angsuran mulai dari Rp 9 jutaan perbulan dengan lama cicilan 4 tahun langsung ke developer. Lalu, pembeli bisa menikmati bunga fixed 6,5% selama 3 tahun pertama. Di tahun keempat dan kelima, bunga bisa dinikmati menjadi 8,5%.
Masih belum cukup? Synthesis Residence Kemang bebas biaya provisi sebesar 1%. Penawaran menarik ini masih bisa didapatkan sepanjang bulan Juli 2016.
"Kalau investasi di properti, kita akan mendapatkan capital gain dan investment yield yang tinggi setelah terah terima. Kita juga bisa melihat marketnya yang selalu ada, di tambah lalu lalang masyarakat asing yang meningkat dan berpotensi menjadi market sewa," tambah Imron.
Synthesis Residence Kemang memberikan konsep etnik Jawa dengan mengaplikasi ornamen Batik Kawung pada interior dan eksterior serta Rumah Joglo pada area lobby. Hal ini diwujudkan karena Synthesis Development secara korporasi ingin mengangkat heritage Indonesia. Sebagai komitmennya pada Agustus 2016 seluruh proyek properti Synthesis Development, termasuk Synthesis Residence Kemang akan menggelar rangkaian program, event dan promosi bertajuk #IndonesiaIsMe.
Untuk info lebih lanjut, silakan langsung berkunjung ke Marketing Gallery Synthesis Residence Kemang di Jalan Ampera Raya No. 1A – Jakarta Selatan atau hubungi (021) 78830900. Anda juga bisa klik www.synthesisresidencekemang.id.
Pilihan Tepat. Jangan Terlambat !
Jumat, 15 Jul 2016 00:00 WIB
Jakarta -











































