Eko Nugroho, Mengubah Kesan Negatif Bisnis Hiburan Malam Melalui Boshe

Eko Nugroho, Mengubah Kesan Negatif Bisnis Hiburan Malam Melalui Boshe

Advertorial - detikNews
Senin, 21 Mar 2016 00:00 WIB
Jakarta -

Kesan negatif biasanya menempel pada bisnis hiburan malam karena dunia malam biasanya identik dengan hal negatif seperti narkotika dan zat adiktif lainnya. Namun, seorang R. IG Eko Nugroho mampu mematahkan anggapan negatif tersebut.

Sejak awal, Eko, pemilik Boshe VVIP Club di Bali dan Yogyakarta, memang bercita-cita ingin menciptakan tempat hiburan yang bersih, tidak dipenuhi dengan hal negatif seperti yang dibayangkan masyarakat tentang dunia malam. "Dunia malam kerap diidentikkan oleh narkotika dan ini juga menjadi tantangan untuk kami," jelas Eko.

Mematahkan anggapan negatif tersebut, setiap minggunya Eko rutin menggelar pengajian setiap hari Jumat di Boshe Yogyakarta. Pengajian ini, kata Eko, dipimpin oleh seorang ustadz terkenal. Pada akhir pekan setiap minggunya, Boshe Yogya juga mengadakan kebaktian.

Tak hanya itu, Boshe Yogya juga selalu menutup usahanya setiap bulan Ramadan untuk memberikan kesempatan bagi karyawannya lebih fokus menjalankan ibadah puasa. Eko bangga menjadi satu-satunya klub malam yang melakukan hal ini.

Tak cukup sampai situ, Eko bahkan rutin melakukan razia terhadap karyawan serta rutin melakukan pemeriksaan kesehatan dan tes obat-obatan. Ia khusus mendatangkan dokter untuk keperluan tersebut. Boshe Jogja bahkan bekerjasama dengan Granat (Gerakan Nasional Anti Narkotika) Jogja.

"Ini saya lakukan karena narkotika bisa menghancuran anak bangsa. Dari sisi bisnis, narkotika juga bisa menghancurkan bisnis saya karena karyawan bisa menjadi pribadi yang tidak jujur," ujar Eko.

Karyawan yang bekerja di Boshe pun ada yang tidak diperkenankan minum minuman beralkohol. Bahkan, Eko mengaku dirinya tidak bisa menenggak minuman beralkohol. "Karyawan yang mengalami sakit gula kami istirahatkan karena minuman yang mengandung alkohol memiliki kadar gula yang tinggi," lanjutnya.

Dengan modal inilah Eko Nugroho ingin memperkenalkan atmosfer baru bisnis dunia malam. Eko ingin menciptakan suasana yang nyaman di tempat hiburan. Tak hanya memagari bisnis hiburan malam dengan berbagai hal positif.

Perjalanan Boshe

Lahirnya Boshe diawali saat Eko memutuskan untuk berhenti bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil. Pada tahun 2005, ayah empat anak ini memutuskan membuka kafe kecil bernama Radikal di atas lahan seluas 300 meter persegi dibantu oleh 20-an karyawan.

Pembukaan kafe ini dilakukan pertama kali di Yogyakarta. "Awalnya saya ingin membuka bisnis kuliner yang di dalamnya menghadirkan live music sebagai hiburan," ungkap Eko. Usaha ini terpaksa ditutup oleh Eko saat Yogyakarta diguncang gempa bumi dahsyat tahun 2006 silam. Penutupan bisnisnya tidak berlangsung lama, hanya sekitar satu tahun.

Tak berputus asa, dengan dukungan dari karyawan-karyawannya, Eko kemudian mengembangkan bisnis entertainment atau klub malam bernama Boshe di Yogyakarta (Boshe Yogya). Seiring perjalanan waktu, Boshe kemudian menarik minat investor. Manajemen Boshe Yogya lantas diadopsi oleh pengusaha asal Bali.

Maka pada tahun 2008 lahirlah sebuah klub di Bali berkonsep seperti Boshe di Yogya dengan skema franchise. Namun, perjalanan bisnis klub tersebut tidak berjalan mulus. Sang pemilik kemudian menjual klub kepada pihak lain sehingga Eko memilih memisahkan diri dari manajemen Club tersebut.

Kemudian pada 2010 manajemen Boshe di bawah kepemimpinannya membuka klub sendiri dengan nama Boshe VVIP Club di Bali.

Inovasi dan Kreativitas

Menurut Eko, menjalankan bisnis di dunia hiburan perlu inovasi dan kreativitas. Inovasi yang telah dilakukan Eko antara lain memberi kesempatan kepada anak muda untuk menunjukkan karyanya di atas panggung sepertimengundangbandindie. Ternyata inovasi ini berhasil mendatangkan banyak minat sponsor untuk mengenalkanproduknyadiBoshe. 
"Ide dan kreativitas harus terus digali untuk menciptakan inovasi. Ide tidak hanya dari dalam saja tapi juga bisa berupa masukan dari luar," ungkapnya. Eko memiliki prinsip khusus yang selalu ia tularkan ke karyawannya, yaitu 'Di saat orang masih tidur, kita harus sudah terbangun. Di saat orang bangun, kita harus sudah berjalan. Di saat orang berjalan, kita harus sudah lari. Dan di saat orang lain berlari, kita sudah terbang'.

"Ini sering saya sampaikan kepada karyawan saya untuk direnungkan," katanya. Selain inovasi dan kreativitas, peran perbankan dalam bisnisnya juga sangatlah besar. Saat mulai mendirikan Boshe Yogya, Ia mendapatkan dukungan dari PT Bank Central Asia Tbk (BCA).

"Di awal mendirikan Boshe Yogya, saya mengenal BCA. Hanya BCA yang percaya memberikan kredit untuk saya membangun usaha ini. Bank lain tidak ada yang percaya dengan saya. Kalau tidak ada BCA, maka bisnis ini mungkin tidak pernah ada," ucap Eko.

Eko yang telah menjadi nasabah BCA Prioritas ini mengatakan bahwa menjadi pebisnis maka harus berani mempelajari dan memanfaatkan layanan perbankan. Karena dengan layanan perbankan, bisa mendapatkan kemudahan. "Selain itu, jadi pengusaha harus siap punya utang dan menjaga totalitas dalam bekerja," tutup Eko.

BCA Senantiasa di Sisi Anda

(adv/adv)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.