Ada beberapa jenis teh yang begitu populer sebagai sumber antioksidan di kalangan penikmat teh tanah air yaitu black tea, oolong tea dan green tea. Tetapi sebenarnya masih ada satu lagi jenis teh yang dikenal di dunia sebagai 'rajanya' antioksidan. Namanya white tea. Apa yang membedakan teh ini dengan jenis lainnya?
White tea berasal dari daun teh termuda yang masih menggulung di bagian pucuk pohon teh. Daun teh muda ini biasanya diselimuti oleh bulu-bulu halus yang akan berubah warna menjadi putih keperakan setelah daun dikeringkan. Warna putih inilah yang menjadi asal nama white tea. Karena bentuknya yang lurus dan tajam setelah melalui proses pengeringan, white tea seringkali juga disebut dengan istilah 'silver needle'.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara di Indonesia, white tea hadir pada tahun 1878 dan kemudian dikembangkan di Gemboeng, Jawa Barat. Lokasi tempat Pusat Penelitian Teh dan Kina (PPTK) kini berdiri. Karena keistimewaannya white tea asal Indonesia berhasil memperoleh pengakuan dari The International Society of Antioxidant and Nutrition and HealthΒ - Paris dan dipasang sebagai icon-nya teh Indonesia.
![]() |
White tea terbukti memiliki khasiat sebagai penurun kadar lemak, kolesterol, kadar gula darah dan menjaga fungsi jantung. Bahkan, pada beberapa kasus white tea dapat berfungsi sebagai obat penyembuh. Bagi para wanita yang rutin mengkonsumsi white tea, sejumlah manfaat kebaikan akan diperoleh. Misalnya saja seperti terhindar dari penuaan dini, kulit yang terasa lebih kenyal dan berkurangnya kerutan.
Satu hal lagi yang menjadikan white tea lebih istimewa dari jenis teh lain adalah rasanya yang lebih segar, lembut dan aromanya yang lebih harum. Keistimewaan ini berasal dari bedanya tingkat usia daun yang digunakan dan proses pengolahannya. Black tea, oolong tea dan green tea menggunakan daun teh yang tumbuh dua atau tiga tingkat di bawah pucuk. Sementara white tea berasal dari daun teh yang benar-benar muda.
Pada saat diolah black tea dan oolong tea melalui dua kali proses oksidasi dan fermentasi sehingga rasanya lebih pahit dan sepat. Sementara white tea dan green tea tidak melalui proses ini sehingga rasanya lebih ringan. Namun tetap saja rasa green tea lebih pahit dibanding white tea.
Untuk dapat menikmati rasanya yang istimewa dan semua manfaat kesehatannya, white tea harus diproses dan disajikan dengan berkualitas juga. Daun white tea segar harus dipetik sebelum matahari menjadi terik, dan proses pengeringan harus dilakukan dengan suhu maksimal 60 C. Sementara penyajiannya harus dilakukan dengan air panas bersuhu dispenser dan maksimal penyeduhan hanya 2-3 kali.
Malas repot? Tenang saja, saat ini sudah tersedia white tea di dalam kemasan botol siap minum. Kenikmatan rasa dan manfaatnya dapat dinikmati kapan pun dan di mana pun.
![]() |
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini