Sebuah pesawat yang dipesan khusus untuk membawa 63 mahasiswa internasional asal China, Hong Kong, Jepang, Indonesia dan Vietnam telah mendarat di kota Darwin dari Singapura, Senin (30/11).
Mereka adalah mahasiswa internasional rombongan pertama yang diizinkan masuk ke Australia setelah sejak tanggal 20 Maret 2020 Australia mulai menutup perbatasan karena pandemi COVID-19.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Wulan Morling, warga Indonesia di Kawasan Australia Utara sudah menunggu di Bandara Darwin sejak pukul 7 pagi menunggu keponakannya yang akan datang.
Ketika dia melihat keponakannya Rifqi Susanto Putra turun dari pesawat, Wulan melambaikan tangannya kepada Rifqi, kemudian melanjutkan perjalanannya dengan bus ke Howard Springs.
Rifqi yang berusia 18 tahun dan berasal dari Jakarta baru pertama kali ini ke luar negeri.
Di Australia ia akan belajar tata boga di Charles Darwin University (CDU).
Simon mengatakan mereka sedang berusaha mengatur penerbangan kedua di bulan Januari dan kemudian penerbangan lanjutan di enam bulan pertama tahun 2021.
"Kalau semuanya berjalan lancar, kami berharap terus melanjutkan penerbangan serupa di awal tahun depan dengan sistem pendidikan tinggi Australia kembali memperhatikan mahasiswa internasional," katanya.
"Mereka sangat penting bagi universitas. Mereka sangat penting bagi perekonomian lokal di sini di Darwin."
Artikel ini diproduksi oleh Sastra Wijaya dan lihat artikelnya dalam bahasa Inggris di sini
(ita/ita)