Pembatasan Pasar Hewan di China Dikhawatirkan Tingkatkan Perdagangan Gelap

Pembatasan Pasar Hewan di China Dikhawatirkan Tingkatkan Perdagangan Gelap

ABC Australia - detikNews
Senin, 04 Mei 2020 17:35 WIB
Beijing -

Para pegiat binatang di China mengatakan pembatasan penjualan hewan di pasar resmi seperti di kota Wuhan, yang diduga kuat menjadi sumber awal penyebaran virus corona, malah akan meningkatkan perdagangan gelap yang susah dipantau.

Keberadaan Pasar Basah di China

  • Dua pertiga kasus awal COVID-19 terkait dengan pasar basah di Wuhan
  • Di akhir Februari, China melarang penangkapan, penjualan dan menyantap binatang liar
  • Para aktivis berharap larangan akan jadi aturan hukum, meski khawatir berubah jadi pasar gelap

Mereka berharap pandemi virus yang terjadi di seluruh dunia akan membuat warga China pada umumnya menentang kebiasaan makan daging binatang liar.

Di bulan Mei ini, China akan menyelenggarakan Sidang Parlemen Tahunan, dimana besar kemungkinan hukum mengenai perdagangan binatang liar akan disahkan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun ada kekhawatiran jika aturan hukum saja tidak akan cukup kuat.

Australia dan beberapa negara Barat sudah mendesak agar ada penyelidikan independen bagaimana virus corona mulai merebak di Wuhan, serta tanggapan Pemerintah China saat itu.

ADVERTISEMENT

Pasar yang menjual binatang liar di Wuhan yang dikenal dengan pasar basah menjadi pusat perhatian dunia karena kasus awal corona berasal dari sana.

Dua pertiga pasien yang masuk ke rumah sakit di Wuhan, pada awalnya adalah mereka yang pernah berhubungan dengan Pasar Makanan Laut Huanan.

Para ilmuwan sedang berusaha mengungkapkan awal virus COVID-19, namun penjelasan hingga saat ini mengatakan virus itu melompat dari hewan ke manusia, kemungkinan besar dari kelelawar.

Paling tidak ada satu orang pedagang di Pasar Huanan yang menjual berbagai binatang liar termasuk serangga, burung merak, dan landak.

Permintaan binatang liar tinggi di China

Xu Yuexin sudah lama menjadi aktivis menentang penjualan bintang liar di Guangdong, salah satu provinsi yang paling padat penduduknya di China.

Xu Yuexin standing in a field holding a tiny bird

Pegiat binatang Xu Yuexin sudah berkegiatan menentang perdagangan binatang hidup di Guangdong yang menjadi asal wabah SARS di tahun 2003. (Reuters: Kham)

Sebgian pihak menilai meski ada akan hukum yang mengatur soal ini nantinya, besar kemungkinan perdagangan bintang-binatang liar dan resikonya terhadap kesehatan manusia akan hilang begitu saja.

Binatang seperti tenggiling (pangolin) yang sudah hampir punah sekarang sudah masuk dalam daftar binatang terlarang untuk dimakan di China, namun kulitnya masih banyak dicari, karena dianggap berkhasiat tinggi dalam pengobatan China.

Hukum yang ada sekarang masih memperbolehkan penggunaan binatang liar untuk "penelitian ilmiah, obat-obatan, dan pajangan", namun banyak yang melihat binatang itu diperdagangkan untuk dimakan.

Bila hukum tidak cukup kuat, ada kemungkinan mereka yang masih suka menyantap binatang liar akan menghadapi kemarahan publik.

"Sekarang ini ada tekanan yang begitu kuat dari publik dan media," kata Shan Dai.

"Bila seseorang berani menjual binatang liar, mereka bisa kehilangan seluruh harta keluarga," katanya.

Simak beritanya dalam bahasa Inggris di sini.

(ita/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads