Pada hari Jumat (1/2/2019), sebuah kelompok industri memperingatkan jumlah ternak sapi yang mati di sebuah properti terpencil Australia Barat diperkirakan naik dua kali lipat menjadi 2.000 ekor, mengingat ada bukti yang muncul dari insiden sebelumnya di situs yang sama.
Petugas pemerintahan Australia Barat telah menyingkirkan lebih dari 300 ekor sapi di wilayah Yandeyarra Reserve, 100 kilometer di selatan Port Hedland, dan telah memperingatkan jumlahnya mungkin melebihi 1.000 ekor setelah kondisi mereka memburuk setelah kekurangan makanan dan air.
Presiden Asosiasi Peternak Australia Barat,Tony Seabrook, mengatakan ia telah diberitahu tentang situasi yang memburuk di properti Pilbara pada Jumat(1/2/2019) pagi, dan situasinya benar-benar tak bisa diterima.
"Tampaknya itu akan menjadi jauh lebih buruk daripada saat ini," kata Seabrook.
"Data yang dikemukakan menteri sangat konservatif."
"Informasi yang saya miliki jauh lebih banyak dan mungkin berlipat ganda dalam waktu dekat."
Sekitar 5.000 ekor sapi dilindungi di Yandeyarra Reserve oleh Komunitas Aborijin Yandeyarra, yang dikelola oleh Asosiasi Komunitas Mugarinya.
Hal ini terjadi hanya beberapa minggu setelah 1.000 ternak kemungkinan mati di Peternakan Noonkanbah di wilayah Kimberley, Australia Barat, yang saat ini dikelola oleh Yungngora Association Incorporated.
Seabrook mengatakan fakta bahwa properti Pilbara adalah wilayah adat Aborijin harusnya tak mempengaruhi kebijakan di masa depan, dan seharusnya diperlakukan sama dengan pemilik lahan peternakan lain di Australia Barat.
"Kepatuhan yang sama yang ada pada properti milik warga kulit putih juga harus ada di sini - itu tak membebaskan mereka dari tanggung jawab apapun."
Munculnya insiden baruInsiden ini terjadi ketika ABC mengetahui tentang peristiwa kematian ternak skala besar sebelumnya di properti Pilbara yang sama pada tahun 2012.
Dalam insiden itu, setidaknya 100 ekor sapi diyakini mati di properti yang terletak di wilayah Horse Water Well.
Laporan saksi mata mengenai masalah kesejahteraan hewan, dan foto-fotonya yang mengejutkan, diberikan kepada Anggota Parlemen dari Partai Hijau Australia Barat, Robin Chapple, pada akhir 2014.
Sesepuh komunitas Kariyarra, Patricia Mason, mengatakan ia mengemukakan kekhawatirannya pada tahun 2012, dan saat ini ia merasa hancur oleh insiden terbaru.
"Saya merasa sangat sedih melihat hal-hal yang telah terjadi sejak kami berada di sana ... dan tak ada yang bertanggung jawab," kata Mason.
Ia mengatakan bahwa dirinya mengunjungi wilayah Horse Water Well bersama saudara laki-lakinya pada tahun 2012 dan mengambil foto setelah mereka menemukan sapi, yang mati di samping air, dan memasok mereka ke Pemerintah.
Ia percaya sumber air itu telah diracuni.
Dalam insiden lain, 24 sapi ditembak dan ditinggalkan setelah mereka tak muat di dalam truk yang digunakan untuk mengangkut mereka ke tempat lain, tulisnya dalam laporan saksi mata 2014.
"Saya ingin melihat tuntutan diajukan dan saya ingin Pemerintah, dan masyarakat, bertanggung jawab," kata Mason.
"Dewan Tanah Aborijin bertanggung jawab, Pemerintah bertanggung jawab, Menteri bertanggung jawab, badan tanah negara bagian bertanggung jawab."
"Semua orang bertanggung jawab karena tidak melakukan apa-apa. Tidak ada yang bertindak."
"Kami perlu bertindak sebagai warga Aborijin karena ini tidak baik bagi kami untuk memiliki wilayah yang dikelola oleh warga Aborijin dan ada ternak mati. Mengapa begini?."
"[Ini] juga menghancurkan saya, menghancurkan keluarga saya."
"Kita harus ... melindungi binatang. Jika mereka tidak punya air, kita perlu membantu mereka mendapatkan air."
Anggota Parlemen Robin Chapple mengatakan insiden terakhir bisa saja dihindari jika otoritas bertindak empat tahun lalu ketika ia mengajukan masalah ini di Parlemen.
Pada saat itu, ia adalah orang yang mengajukan foto mengejutkan dari ternak mati yang muncul kembali minggu ini, tetapi mengatakan belum ada yang dilakukan.
"Kami mengajukan pertanyaan di Parlemen dan pada dasarnya kami mendapat sedikit perhatian klasik birokrasi - 'bukan tanggung jawab kami, tidak tahu apa-apa tentang hal itu' - walaupun kami memberi mereka foto-foto itu. Mereka tidak melakukan penyelidikan," katanya.
"Sikap birokrasi Perth, sebagian besar, adalah jika hal itu tidak terlihat, maka itu mudah dilupakan."
Berharap diatasi kali iniChapple mengatakan "cukup jelas bahwa harus ada penyelidikan besar" untuk mengetahui apa yang terjadi dalam kasus baru-baru ini, apakah itu dihasilkan oleh kondisi iklim, masalah peternakan atau kurangnya air.
"Saya berharap jika ada penyelidikan besar oleh Menteri, Menteri itu akan melihat fakta sebelumnya dan melihat informasi yang sudah tersedia ... kembali pada tahun 2012-14".
Menyusul munculnya kembali gambar-gambar itu, seorang juru bicara untuk Asosiasi Komunitas Mugarinya mengatakan pihaknya bertemu dengan Pemerintah Negara Bagian pada tanggal 12 Februari untuk mengatasi insiden terbaru tersebut, sehingga belum bisa mengomentari masalah apapun hingga saat ini.
Seorang juru bicara Menteri Pertanahan, Ben Wyatt, mengatakan ia mengetahui masalah yang terjadi saat ini dan tidak mengesampingkan tindakan apapun, termasuk pencabutan sewa.
Yandeyarra adalah tanah adat, bukan peternakan sewaan, namun itu masih bisa dicabut.
Chapple mengatakan sebuah kajian lengkap dari industri peternakan sangat dibutuhkan.
"Kami kehilangan hampir 2.000 ekor sapi. Mereka mengalami penderitaan dan itu adalah kematian yang mengerikan dan kami tahu itu sedang terjadi, seperti yang kami katakan, pada tahun 2014," kata Chapple.
Peternakan diminta untuk melaporkan kepada pemerintah tentang keadaan properti mereka, hewan mereka, dan kesejahteraan mereka, katanya.
"Pelaporan itu jelas macet, tidak terjadi. Tetapi Dewan Tanah Peternakan dan Menteri bertanggung jawab untuk memastikan bahwa stasiun peternakan, yang merupakan tanah adat, dikelola secara efektif."
"Itu berarti anda membutuhkan regulator dan anda membutuhkan orang-orang di lapangan untuk melakukan pekerjaan yang pernah dilakukan bertahun-tahun yang lalu."
Departemen Industri Primer dan Pengembangan Regional, Departemen Perencanaan Tanah dan Warisan, dan Lembaga Perlindungan Hewan (RSPCA) Australia Barat telah dihubungi untuk dimintai komentar.
Simak berita ini dalam bahasa Inggris di sini.
Ikuti berita-berita lain di situs ABC Indonesia.
(ita/ita)















































