Saintis Warga Temukan Empat Planet Baru

Saintis Warga Temukan Empat Planet Baru

Australia Plus ABC - detikNews
Jumat, 07 Apr 2017 13:53 WIB
Canberra - Relawan saintis warga di Australia berhasil menemukan empat planet yang sebelumnya tidak diketahui terlihat mengorbit bintang terdekat. Penemuan itu terjadi saat lembaga penyiaran publik ABC menggelar Program Stargazing Live pekan ini.

Menurut Dr Chris Lintott dari Zooniverse, keempat planet tersebut berukuran sekitar dua kali lipat ukuran Bumi dan mengorbit bintang di rasi Aquarius, 600 tahun cahaya jauhnya.

Pada Selasa (4/4/2017) malam, pemirsa Stargazing Live diminta untuk turut berburu planet dengan melakukan pengamatan terhadap 100.000 bintang melalui website Zooniverse, yang menampilkan data terbaru dari Kepler Space Telescope.

Apa yang ditemukan para saintis warga itu membuat para astronom sangat terkesan.

Menurut Dr Lintott, dalam 48 jam puluhan "calon planet" ditemukan, dan akhirnya empat planet dikonfirmasi mengorbit sebuah bintang di lingkungan tetangga galaksi kita.

Dia menjelaskan, planet-planet yang mengelilingi bintang itu adalah "berjejal bersama" dan menunjukkan kemungkinan adanya lebih banyak planet yang jauh dari bintang tersebut.

"Keempat planet ini semua lebih dekat ke bintang daripada Merkurius ke Matahari," katanya.

"Yang terdekat di antaranya berputar hanya sekitar tiga setengah hari, sehingga ukuran setahun hanya tiga setengah hari," kata Dr Lintott.

Skip gfycat embed

FireFox NVDA users - To access the following content, press 'M' to enter the iFrame.

GFYCAT: Animation of the solar system found by citizen scientists

Salah satu astronom amatir yang turut berperan dalam penemuan itu, Andrew Gray, merupakan mekanik dari Kota Darwin.

"Malam pertama saya melakukannya, saya kira sampai Pukul 00:30. Saya mendata 1000 pada malam pertama, jadi saya mendapatkan beberapa," katanya kepada Stargazing Live setelah pengumuman penemuan itu.

Ketika diberitahu namanya akan muncul dalam sebuah makalah ilmiah tentang penemuan ini, Andrew mengatakan: "Itu bagus. Jelas publikasi ilmiah pertama saya."

"Senang bahwa saya bisa berkontribusi. Rasanya menyenangkan," tambahnya.

Lebih dari 7.000 relawan melakukan klasifikasi atas lebih dari 1,5 juta titik sebagai bagian dari proyek Exoplanet Explorers, yang dipimpin Dr Ian Crossfield dari University of California, Santa Cruz.

Dr Lintott mengatakan ia begitu terkesan melihat dampak dari hanya kegiatan crowd-sourcing data hanya dalam dua hari.

"Dari pengalaman menunjukkan hal ini setara dengan pekerjaan seorang astronom selama beberapa tahun terus-menerus tanpa ada istirahat untuk ngopi, tanpa ke toilet," katanya.

Pemandu Program Stargazing Live Professor Brian Cox mengatakan dia juga sangat terkesan dengan penemuan tersebut.

"Selama tujuh tahun saya membuat Stargazing Live, ini merupakan penemuan ilmiah paling signifikan yang pernah kita capai. Hasilnya mencengangkan," katanya.

Menurut Dr Lintott, keempat planet tersebut kemungkinan besar berbatu-batu dan terlalu panas untuk mendukung kehidupan manusia.

Namun dia mengatakan penemuan itu penting secara ilmiah karena itu satu-satunya atau salah satu dua sistem lain yang dia ketahui dimana planet berjejal bersama dan mungkin bisa menjelaskan bagaimana pembentukan planet.

Chris Lintott with Stargazing Live hosts
Pakar astrofisika Chris Lintott (kanan) bersama pemandu program Stargazing Live Julia Zemiro (kiri) dan Professor Brian Cox di Siding Spring Observatory. (ABC News: Gemma Deavin)

Dimasukkan sebagai penulis bersama

Para ilmuwan mencoba menghubungi semua relawan penemu tata surya baru ini, semantara mereka yang mengklasifikasikan data dari tatasurya tersebut yang akan dimasukkan penulis bersama pada makalah ilmiah tentang penemuan ini.

"Kami berusaha menghubungi mereka sekarang," kata Dr Lintott.

"Banyak warga Australia akan mendapati kotak pesan mereka yang menyebutkan bahwa mereka telah menemukan sebuah planet yang menarik," ujarnya.

Kepler Space Telescope milik NASA telah membantu penemuan ribuan exoplanet (planet yang mengorbit bintang di luar sistem tatasuray - red.) dengan mengukur kecerahan bintang yang jauh.

Ketika sebuah planet melintas di depan bintang, bintang tersebut redup sekejap alias "berkedip". "Jadi kami cari adalah pola berkedip yang berulang," kata Dr Lintott.

"Pola berkedip itulah yang menjelaskan bahwa ada sesuatu yang mengorbit bintang tersebut," tambahnya.

Menurut Dr Lintott, proyek Exoplanet Explorers menjadi yang pertama bagi para saintis warga dalam berkolaborasi dan mengklasifikasikan data "baru" dari Kepler, berbanding terbalik dengan proyek lain yang menggunakan data arsip.

"Data itu datang dari Kepler melalui jaringan luar angkasa NASA di Canberra hanya beberapa minggu lalu. Jadi ini nyaris merupakan intervensi real-time," kata Dr Lintott.

"Jika kita bisa meneruskannya, tentunya menarik. Hal itu berarti kita bisa mendapatkan penemuan lebih cepat dan juga berarti kita dapat menindaklanjuti penemuan lebih cepat," katanya.

"Jadi saya sangat mendorong hal itu, setidaknya dengan bantuan dari ABC, dimungkinkan untuk mengamati data dalam jumlah besar dengan sangat cepat," tuturnya lagi.

Diterbitkan Jumat 7 April 2017 Pukul 12:00 AEST oleh Farid M. Ibrahim dari artikel berbahasa Inggris. (ita/ita)

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads