Mahasiswa Sydney, Christine Jiaxin Lee -yang belajar di jurusan teknik kimia -sedang diperkarakan di pengadilan oleh Westpac setelah bank ini memberinya 4,6 juta dolar (atau setara Rp 46 miliar) di rekening secara tak sengaja.
Ia menghabiskan ribuan dolar untuk barang-barang mewah, termasuk tas Birkin berkulit buaya keluaran rumah mode Hermes seharga sekitar 150.000 dolar (atau Rp 1,5 miliar).
Tas ini terbuat dari kulit buaya sungai Nil yang khusus, yang kulitnya sangat pucat hampir menyerupai albino.
Tas ini juga memiliki jahitan khas dan interior dari kulit kambing.
"Yang satu ini adalah tas investasi. Ini dianggap 'harta karun' dari koleksi tas mewah," ujar kolektor dan perancang busana, Claudia Chan-Shaw.
Claudia mengatakan, tas Birkin sangat langka dan calon pembeli harus menunggu antara 2-6 tahun sebelum mereka bisa memilikinya.
"Hal itu membuat tas ini bahkan lebih diminati," sebutnya.
"Mereka muncul di pasar sekunder, mereka muncul di lelang dan Anda benar-benar bisa membayar lebih mahal untuk koleksi lamanya ketimbang yang baru karena peminta sebenarnya tak ingin menunggu," terang Claudia.
Sekitar 3,3 juta dolar (atau setara Rp 33 miliar) belum dikembalikan Christine dari rekeningnya, memunculkan dugaan bahwa ia mungkin telah menjual beberapa item yang ia beli dari toko-toko seperti Hermes, Dior, Chanel, Christian Louboutin dan Bulgari.
Claudia mengatakan, fakta bahwa orang seringkali membayar item mewah bekas pakai ini semahal item barunya menunjukkan bahwa investasi karya fesyen memiliki nilai yang tinggi.
Ia mencontohkan gaun 'halter-neck' putih milik Marilyn Monroe di tahun 1955 yang dijual seharga 4,6 juta dolar (atau setara Rp 62,1 miliar) pada tahun 2011 sebagai bagian dari koleksi aktris Debbie Reynolds.
Tapi meskipun ia sendiri adalah kolektor, Claudia mengatakan, item fesyen termahal yang dimilikinya adalah gaun Jean Paul Gaultier atau jaket Thierry Mugler seharga 1.500 dolar (atau setara Rp 15 juta).
"Ini gila - akankah Anda menghabiskan 150.000 dolar (atau setara Rp 1,5 miliar) untuk sebuah tas atau berinvestasi di properti?," ujarnya. (nwk/nwk)