"Saya harus pertimbangkan dulu. Kalau hanya bagus buat saya, tapi tidak bagus buat negara, untuk apa?" kata Ryamizard.
Ryamizard pun mengkritik sikap sejumlah tokoh yang berambisi menjadi capres. Mereka pada umumnya menurut Ryamizard, hanya memikirkan dirinya sendiri dan kurang mempertimbangkan negara.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berikut wawancara dengan purnawirawan jenderal bintang empat ini usai deklarasi Majelis Kebangsaan Indonesia di Balai Kartini, Jl Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Kamis (28/8/2008).
Sejumlah pensiunan jenderal berniat menjadi capres atau menjadi caleg. Anda sendiri bagaimana?
Saya tidak berniat jadi presiden. Kalau Tuhan yang suruh baru saya mau. Bagi saya jabatan itu dari Tuhan.
Sudah ada parpol yang menawarkan jadi capres?
Belum ada.
Kalau ada parpol yang menawarkan, anda mau?
Saya harus pertimbangkan dulu. Kalau hanya bagus buat saya, tapi tidak bagus buat negara, untuk apa? Saat ini banyak yang hanya bagus buat dirinya tetapi tidak bagus untuk negara, tapi terus maju. Ini yang salah.
Wawancara sempat terhenti. Belasan peserta deklarasi Majelis Kebangsaan Indonesia meminta tanda tangan Ryamizard. Ternyata pensiunan jenderal ini masih menyimpan banyak penggemar. Pantauan detikcom, tidak ada peserta yang meminta tanda tangan Salahuddin Wahid, Rizal Ramli, atau Sri Edi Swasono yang sama-sama menjadi deklarator Majelis Kebangsaan Indonesia.
Wah, tampaknya masih banyak nih yang siap dukung anda?
Ah, siapa yang dukung saya (tertawa). Pokoknya saya tidak mau menjual- jual diri. (rdf/iy)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini