Tema kuliah umum yang dibawakan oleh Menhan Ryamizard adalah "Wawasan Kebangsaan dan Kesadaran Membela Negara". Dalam mengisi kuliah umum itu, Menhan didampingi oleh Wakil Gubernur Maluku Dr Zeth Sahuburua, Pangdam XVI Pattimura Mayjen TNI Doni Munardo, Kapolda Maluku, Brigjen Pol Ilham Salahudin, Rektor Universitas Pattimura Prof MJ Sapteno dan Guru Besar Fakultas Hukum Prof Dr S. E. M Nirahua.
"Saya sudah laporkan kepada Bapak Presiden dan koordinasi dengan para rektor kemudian dengan Mendikbud dan Menristekdikti. Saya sampaikan, bela negara itu harus diajarkan dari kelas 1 SD bahkan Taman Kanak-kanak (TK) sampai mahasiswa," ujar Ryamizard di Aula Universitas Pattimura, Ambon, Maluku, Senin (19/9/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau nilainya kurang dalam mata ajar yang di dalamnya ada bela negara, ini tidak bisa lulus. Bayangkan bila bangsa ini tidak membela negaranya pasti tidak ada bangsa Indonesia," kata Ryamizard.
"Kesadaran bela negara untuk menjadi modal untuk membangun bangsa yang berkepribadian dan berkebudayaan dan sejajar dengan negara negara maju lainnya di dunia," sambung dia.
Ryamizard menjelaskan, program bela negara ini sangat bermanfaat untuk menjaga pertahanan Indonesia dari bahaya seperti radikalisme, terorisme dan premanisme yang masih marak. Percuma suatu negara memiliki alutsista yang super canggih jika mental para warganya jauh dari nilai-nilai Pancasila.
"Konsep bela negara diimplementasikan dalam beberapa hal, pertama adalah konsep strategi pertahanan semester. Kedua program bela negara untuk mengatasi terorisme dan radikalisme, ini mendesak. Kalau tidak teroris akan merajalela. Pada saat saya bertemu dengan menhan sedunia atau se-Asia kita selalu membahas terorisme," paparnya.
"Ketiga lalu anak muda yang terjebak dalam premanisme, geng motor. Kita harus mengubah kelakuan mereka menjadi benar. Mungkin waktu satu setengah bulan kita didik lalu diberikan pencerahan dalam program bela negara," lanjut Ryamizard.
Poin terakhir yang disampaikan Ryamizard adalah soal dampak besar bela negara bagi kepribadian dan mental masyarakat Indonesia.
"Yang keempat adalah bagaimana kita merancang bela negara ini agar 20 tahun ke depan bangsa ini menjadi bangsa yang besar. Bangsa ini besar tapi jiwanya belum besar, tidak ngerti masalah dasar-dasar dalam bernegara. 20 tahun negara harus besar jumlahnya dan besar juga jiwanya," tutup dia. (wsn/jor)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini