Pernyataan itu disampaikan Menteri Pertahanan (Menhan) Prancis Jean-Yves Le Drian dalam pidatonya saat berkunjung ke Baghdad, Irak, awal pekan ini, seperti dilansir AFP, Selasa (12/4/2016). Pertempuran merebut kembali Raqqa dan Mosul diperkirakan akan menjadi pertempuran paling sulit melawan ISIS.
"Raqqa dan Mosul harus tumbang di tahun 2016. Tahun ini akan menjadi titik balik besar dalam perjuangan kita melawan Daulah Islamiyah (ISIS)," tegas Le Drian dalam pernyataannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Ada Ancaman ISIS dan Al-Qaeda, AS Keluarkan Travel Warning ke Arab Saudi
Dalam pernyataan terpisah, komandan operasi militer internasional melawan ISIS, Letnan Jenderal Sean MacFarland menyebut sejumlah jenderal Irak berpikir Mosul tidak akan bisa direbut kembali hingga akhir tahun 2016 atau awal tahun 2017.
"Tahun ini harus menjadi tahun berakhirnya Daesh (nama Arab untuk ISIS)," ucap Le Drian di hadapan militer Irak dan tentara Prancis.
Namun Le Drian memperingatkan bahwa ISIS masih menjadi ancaman meskipun mengalami kemunduran. "Karena tersudutkan, Daesh lebih berbahaya dari sebelumnya," imbuhnya.
ISIS masih mampu melakukan serangkaian serangan bom di area-area yang dikuasai pemerintah, juga menyerang target militer di Irak dan Suriah. Le Drian menyerukan agar koalisi pimpinan AS semakin dinamis dengan mitra dalam operasi melawan ISIS, yakni pasukan Irak dan milisi Kurdi.
Le Drian tiba di Baghdad, Irak pada Senin (12/4) untuk bertemu Perdana Menteri Haider al-Abadi dan Presiden Fuad Masum, juga ketua parlemen Salim al-Juburi dan Menteri Pertahanan Khaled al-Obeidi.
Baca juga: ISIS Culik 300 Pekerja Pabrik Semen di Suriah
(nvc/ita)