Cruz (45) yang merupakan Senator Texas ini menang pemilihan awal di Kansas dan Maine pada Sabtu (5/3) waktu setempat. Dia mampu menyaingi Trump yang juga menang di dua negara bagian lainnya, yakni Louisiana dan Kentucky. Baik Cruz maupun Trump kini menjadi kandidat terkuat untuk menghadapi capres Partai Demokrat dalam pemilihan presiden November mendatang.
![]() |
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun di sisi lain, seperti dilansir Reuters, Senin (7/3/2016), banyak juga kalangan Republik yang enggan mendukung Cruz yang telah menyebut dirinya sebagai capres alternatif terkuat selain Trump. Oleh kalangan Republik, Cruz dianggap terlalu konservatif.
Baca juga: Wakil Kanselir Jerman Sebut Donald Trump Ancaman Bagi Perdamaian
Cruz pernah memicu kemarahan rekan satu partainya ketika dia menyerukan penolakan tahun 2013 di Kongres AS yang berujung penutupan pemerintah federal AS selama 16 hari. Menurut pollster Partai Republik, Neil Newhouse, yang banyak menggelar polling pemilu, Cruz belum menunjukkan kemampuan yang mampu menarik hati para pemilih Republik secara keseluruhan.
"Melihat situasi yang ada, saya pikir sangat tidak mungkin Senator Cruz menjadi pilihan utama pemilih Republik yang ingin menghentikan Trump," sebutnya.
![]() |
Menurut anggota komisi eksekutif Federasi Nasional Wanita Partai Republik, Kim Reem, kini ada tiga faksi di dalam tubuh Partai Republik: mereka yang mendukung Trump, mereka yang mendukung Cruz dan mereka yang mendukung elite partai.
"Pendukung Cruz tidak ingin beralih mendukung Trump dan pendukung Trump tidak ingin beralih mendukung Cruz, dan pendukung elite partai yang tidak ingin mendukung keduanya. Saya tidak melihat jalur yang membuat semua pihak senang," ucapnya.
Baca juga: Pemilihan di 5 Negara Bagian, Donald Trump dan Hillary Kian Mendominasi
(nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini