Gabriel menyebut miliarder AS itu sebagai "populis sayap kanan" yang sama seperti Marine Le Pen dari Prancis dan Geert Wilders dari Belanda, menjanjikan para pemilih yang resah akan globalisasi, untuk kembali ke "dunia dongeng" yang terlindungi.
"Apakah itu Donald Trump, Marine Le Pen atau Geert Wilders -- semua populis sayap kanan ini bukan hanya ancaman bagi perdamaian dan persatuan sosial namun juga bagi perkembangan ekonomi," cetus Gabriel pada surat kabar Jerman, Welt am Sonntag seperti dilansir kantor berita AFP, Senin (7/3/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Gabriel yang juga menjabat Menteri Ekonomi Jerman itu, menekankan bahwa negara-negara tidak akan makmur dalam isolasi yang dibuat sendiri.
Dalam pemilihan awal yang telah digelar di beberapa negara AS, Trump berhasil mengalahkan kandidat-kandidat Partai Republik lainnya. Keunggulan Trump dalam pemilihan awal ini memicu perpecahan di dalam tubuh Partai Republik.
Bahkan gerakan anti-Trump mulai menyebar, dengan lebih dari 90 petinggi Partai Republik menandatangani surat terbuka melawan pencapresan Trump. Sedangkan kalangan pemilih Republik yang mendukung Trump mengeluhkan sikap partai yang dianggap tidak merefleksikan kekhawatiran mereka terhadap imigran ilegal dan perekonomian yang melambat. (ita/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini