"Kami punya alat untuk membuat air hujan jadi bisa langsung diminum, sejak 2 tahun lalu dikenalkan oleh Romo Kir," ujar salah seorang warga Agustinus Gunawan (40).
Hal ini disampaikan Gunawan atau yang akrab disapa Gun di RT 14 RW 4, Dusun Bunder, Desa Bandungan, Kecamatan Jatinom, Klaten, Senin (8/6/2015).
Romo Kir bersama seorang Peneliti bernama Joko yang berasal dari Yogyakarta menciptakan alat yang disebut electrolyzer. Saat bertugas di Gereja Paroki Roh Kudus Kebonarum, Klaten sekitar tahun 2013, dia memperkenalkan alat tersebut kepada warga secara perlahan.
Gunawan menjelaskan alatnya ini terbuat dari dua kotak plastik yang diberi sambungan peralon dengan bejana berhubungan. Air hujan yang bersih kemudian dialiri listrik searah (DC).
Air hujan yang telah dialiri litrik ini mengalami proses ionisasi. Perhitungannya, untuk 6 liter air per kotaknya, bisa dikonsumsi setelah 6 jam dialiri listri. Namun hal itu masih tergantung dengan kadar mineral air.
"Kalau air hujan mineralnya rendah, kalau air tanah mineralnya tinggi. Semakin banyak (mineralnya), maka semakin cepat (proses ionisasi)," kata Gunawan.
Air yang telah menjadi ion ini, kata Gunawan bersifat membersihkan organ tubuh. Karena air dari molekul berubah menjadi ion, maka dia akan menyerap dengan maksimal ke tubuh.
"Bukan obat ya, ini untuk bersih-bersih," imbuhnya.
Salah seorang warga Bunder lainnya, Suprihono mengatakan biaya pembuatan alat ini cukup murah. "Alatnya murah, saya habis Rp 300 ribu untuk ukuran 12 liter," tuturnya.
(sip/ndr)











































