Ibas meminta Presiden Jokowi tidak mengeluarkan pernyataan terkait utang Indonesia ke IMF sebelum mendapatkan informasi yang akurat.
"Apakah Pak Jokowi keliru mendapatkan informasi? Polemik mengenai utang IMF sudah sangat jelas diselesaikan (lunas) di era Presiden SBY pada tahun 2006 lalu, lebih cepat empat tahun dari jadwal pelunasan yang ditetapkan," kata Ibas melalui keterangan tertulisnya, Selasa (28/4/2015).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia pun berharap agar tidak ada kesan seolah-olah pemerintahan Jokowi terbebani utang IMF yang diwariskan pemerintah sebelumnya. Justru, kata Ibas, pemerintah Jokowi perlu berterimakasih dengan pemerintahan Presiden SBY yang telah menyelesaikan utang Indonesia ke IMF.
"Saat SBY menjabat, ekonomi Indonesia tumbuh relatif tinggi, sektor riil bertumbuh, fiskal aman dan cadangan devisa kuat,"jelas Ibas.
Sebelumnya pada Minggu, 26 April 2015 lalu di Bandara Halim Perdanakusumah Presiden Joko Widodo meluruskan tafsir masyarakat atas pidatonya saat membuka Konferensi Asia Afrika. Saat itu Presiden menyebut bahwa perekonomian dunia tidak semestinya hanya bergantung pada IMF, Bank Dunia dan Asian Development Bank.
Presiden Jokowi menegaskan bahwa Indonesia tidak anti dengan IMF, Bank Dunia dan ADB. "Siapa yang bilang Indonesia anti-IMF. Siapa? Kita kan masih minjem uang ke sana (IMF). Itu sebuah pandangan, bahwa perlu suatu tatanan keuangan global yang lebih baik," kata Jokowi di Bandara Halim Perdanakusumah sebelum berangkat ke Malaysia untuk menghadiri Asean Summit.
(erd/nrl)











































