Dalam pernyataan terbarunya, Al-Shabaab menyatakan akan menjadikan kota-kota di Kenya sebagai lautan darah. Serangan brutal Al-Shabaab sebelumnya merupakan protes atas keputusan Kenya mengerahkan pasukannya di Somalia untuk melawan Al-Shabaab.
"Kami, dengan rahmat Allah, tidak akan berhenti untuk membalaskan kematian saudara-saudara muslim kami hingga pemerintahan Anda menghentikan penindasannya dan seluruh tanah muslim dibebaskan dari pendudukan Kenya," demikian bunyi pernyataan militan Al-Shabaab seperti dilansir AFP, Sabtu (4/4/2015).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pembantaian brutal yang terjadi pada Kamis (2/4) di Universitas Garissa menargetkan mereka yang non-muslim. Dalam pernyataannya mengklaim serangan itu, Al-Shabaab menyebut asrama kampus dan mengumpulkan mereka yang bukan penganut Islam untuk kemudian dieksekusi mati. Mereka yang penganut Islam dibiarkan untuk menyelamatkan diri.
Atas serangan ini, pemerintah Kenya bersumpah tidak akan terintimidasi oleh aksi terorisme keji ini. Namun militan Al-Shabaab memperingatkan warga Kenya bahwa mereka bisa saja menjadi target di sekolah, universitas, tempat kerja dan bahkan di rumah, karena mereka yang telah memilih pemerintah Kenya yang memutuskan pengerahan tentara ke Somalia untuk melawan Al-Shabaab.
"Pilihan memiliki konsekuensi; Anda memiliki pemerintah Anda sesuai keinginan Anda sendiri, jadi Anda harus menjalani konsekuensi atas pilihan Anda, karena itu Anda akan menanggung yang terberat," sebut Al-Shabaab dalam pernyataannya.
"Tidak hanya karena Anda membiarkan kebijakan penindasan pemerintahan Anda dengan tidak melakukan perlawanan, tapi juga mendukung kebijakan mereka dengan memilih mereka kembali. Oleh karena itu, Anda akan membayarnya dengan darah," tandas pernyataan itu.
(nvc/gah)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini