Nama sekolah itu adalah SD PAB Tarbiyah Islam. Terletak di Jalan Pertahanan, Kecamatan Medan Barat, Medan, sekolah ini berjarak 4-5 km dari pusat kota Medan.
Selasa (31/3/2015) siang, belasan bocah berseragam merah putih tampak semangat mengikuti pelajaran di ruangan berukuran. Mereka adalah siswa kelas 1, 2, dan 3. Agar ruangan muat, tiga kelas ini dipecah dalam 2 gelombang. Kelas 1 dan 3 masuk pagi, sekitar pukul 07.30 WIB, sedangkan kelas 2 masuk pada pukul 11.00 WIB. Saat kelas 2 masuk, siswa kelas 3 masih berada di kelas. Jadi, suasana tetap saja ramai.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salah satu guru SD PAB TI, Rina, menceritakan, sekolah berdiri sejak tahun 1940. Awalnya, sekolah berbentuk madrasah. Namun pada tahun 1973 berubah menjadi sekolah PAB TI.
"Mengajarnya gantian. Kalau sekiranya siswa kelas satu sudah paham, saya berlanjut mengajar ke kelas lain," kata Rina kepada detikcom. Untuk berpindah mengajar, Rina hanya perlu melangkah sejengkal menghadap siswa kelas 3 yang duduknya bersebelahan dengan siswa kelas 1.
Tak hanya kelas 1 hingga 3 yang digabung, melainkan juga kelas 4 dan 5. Hanya siswa kelas 6 yang memiliki ruangan tersendiri.
Hampir semua siswa merupakan anak keluarga tidak mampu. Maka itu, biaya sekolah tergolong murah. Siswa kelas 1 dan 2 cukup membayar Rp 10 ribu per bulan, sedangkan siswa kelas 3 hingga 6 membayar Rp 15 ribu.
Total ruangan di SD PAB TI hanya 3. Miris jika kondisi masing-masing ruangan. Dindingya berupa papan. Atapnya asbes. Saat hujan, air menggenangi lantai. Lengkap sudah kondisi mengenaskan sekolah tua di Medan ini.
(try/nrl)