Dalam kesempatan ini Mendikbud Anies Baswedan menyampaikan sambutan terkait perfilman Indonesia. Dia menyelipkan sedikit cerita ketika masa kecilnya diisi film-film berkualitas ciptaan anak bangsa.
"Saya masih ingat waktu kelas 2 SD dulu menonton film 'November 1928'. Kebetulan pemeran utamanya ada di sini, Pak Slamet Rahardjo. Setelah nonton itu kami semua terobsesi menjadi Sentot Prawirodirdjo melawan Belanda. Padahal Belanda-nya sudah tidak menjajah," tutur Anies di Istana Negara, Jl Veteran, Jakarta Pusat, Senin (30/3/2015).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Slamet Rahardjo berperan sebagai Jenderal Van der Borsch yang merupakan tokoh antagonis. Sementara dia punya bawahan Kolonel Van Aken yang diperankan El Manik yang diam-diam memihak Indonesia karena dia merupakan orang indo.
"Jadi pengalaman itu sangat indah sekali. Kemudian waktu saya SMP ada film Cut Njak Dien yang dibintangi Mbak Christine Hakim," imbuh Anies.
"Film itu adalah imajinasi. Film itu menstrukturasi kultur. Kita bisa lihat Perang Diponegoro selama itu lalu dipangkas hanya tinggal dua jam, perang Cut Nyak Dien juga. Tapi dua jam itu sangat melekat dalam pikiran penontonnya sehingga menjadi pendidikan," tutur Anies.
Dia kemudian menyebutkan bahwa untuk mengenal kebudayaan, maka harus menonton film. Karena pada film terdapat berbagai unsur kebudayaan.
"Maka itu dengan dibawa kembalinya film ke istana ini merupakan apresiasi dari pemerintah. Selamat bangkitnya kembali film Indonesia!" tutup Anies.
(bpn/rvk)