Menurut Enung, suaminya pada Sabtu (28/3) sore berpamitan untuk pergi mengikuti acara pengajian yang diadakan di Kampung Cimerak. Tak ada firasat apapun menghinggapi benaknya saat melepaskan kepergian sang suami. "Dia pamit mau pengajian ke Cimerak, sekitar 15 kilometer dari rumah," lirih Enung di lokasi longsor, Kampung Cimerak, Desa Tegal Panjang, Kecamatan Cireunghas, Kabupaten Sukabumi, Senin (30/3/2015).
Komunikasi terakhir antara Enung dan suaminya terjalin beberapa jam menjelang peristiwa longsor sekitar pukul 21.30 WIB. Saat itu, suaminya mengabarkan kondisi hujan dan tidak memungkinkan untuk segera pulang. "Di sini hujan mah, papa mau neduh. Kalau hujannya reda papa pulang," kata Enung menirukan ucapan terakhir suaminya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya merasa gelisah malam itu, ditunggu hingga pagi suami tak juga pulang. Sampai akhirnya ada tetangga kasih kabar kalau di Kampung Cimerak terjadi longsor," lanjutnya.
Enung sempat optimis, suaminya bukan salah satu korban longsor. Namun nasib berkata lain, jasad Deni ditemukan hari ini. Penemuan Deni menutup proses pencarian yang dilakukan tim evakuasi gabungan. "8 Tahun menikah, kami dikaruniai tiga orang anak Aditia 3 Tahun, Sakila 5 Tahun, dan Aulia 6 tahun," tutup Enung.
Berdasarkan data BNPB, korban tewas berjumlah 12 orang. Minggu (29/3) kemarin, nama Deni dimasukkan di daftar, tapi sebetulnya dia belum ditemukan. Baru hari ini jasad Deni ditemukan. Berikut nama-nama korban tewas selain Deni: Maya (13), Aisyah (50), Sopardi panggilan Opan (56), Dede (40), Elsa (15), Egi (6), Jamilah/Nyinyin (37), Lisdiawati (4), Lilis (36), Abdul Muti (42), dan Aldi (12).
(try/try)