Jaksa Prancis, Brice Robin mengatakan seperti dilansir News.com.au, Senin (30/3/2015), Lubitz sengaja mengubah tombol di sistem monitoring penerbangan yang menyebabkan penurunan pesawat selama delapan menit, hingga akhirnya jatuh pada Selasa, 24 Maret lalu.
"Tindakan ini hanya bisa disengaja," tutur Robin. "Mustahil untuk mengubah tombol tanpa disengaja," tandasnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain memiliki riwayat depresi berat, Lubitz juga ternyata mengalami gangguan penglihatan. Bahkan dia pernah dirawat di rumah sakit pada 10 Maret lalu akibat penyakit matanya itu. Dokter yang merawatnya pun telah membuat surat keterangan sakit yang mengharuskan Lubitz untuk tidak bekerja pada hari jatuhnya pesawat Germanwings.
Para penyelidik yang menggeledah apartemen Lubitz, telah menemukan beberapa surat keterangan dokter yang mengharuskannya beristirahat. Surat-surat tersebut dalam keadaan dirobek atau dengan kata lain, tidak pernah diserahkan kepada pihak maskapai.
(ita/ita)