Marak Aksi Teror, Gultor Sat-81 Kopassus: Kesiagaan Perlu Ditingkatkan

Marak Aksi Teror, Gultor Sat-81 Kopassus: Kesiagaan Perlu Ditingkatkan

- detikNews
Minggu, 29 Mar 2015 06:11 WIB
Istimewa
Jakarta - Maraknya aksi terorisme baik di dalam maupun luar negeri, menjadi perhatian serius para personel penanggulangan teror (Gultor) Satuan-81 Kopassus. Menurut sang komandan, Kolonel Inf Thevi Zebua, readiness atau kesiapsiagaan perlu ditingkatkan.

"Ancaman teror itu kan sekarang sudah maju. Tidak seperti dulu, saat ini lebih kompleks lagi. Kita perlu meningkatkan readiness," ungkap Thevi saat berbincang dengan detikcom di Mako Kopassus, Cijantung, Jaktim, Sabtu (28/3/2015).

Perkembangan aksi teror saat ini disebutnya lebih masive. Para teroris, kata Thevi, bisa dalam waktu bersamaan melalukan tindakan teror di tempat yang berbeda.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Artinya kita perlu perkembangan lebih lagi dalam melatih (prajurit Gultor). Perlu ada sinergitas, interoperability, informasi harus up to date terus. Ini (penanggulangan teror) tidak bisa diselesaikan oleh satu satuan saja. Harus bersamaan," kata Thevi.

Interoperability sendiri merupakan tuntutan yang harus dimiliki kekuatan pertahanan, mencakup antar-alutsista dan juga antar-kemampuan. Setiap prajurit militer harus menanamkan prinsip ini, di mana interoperability bisa juga ditafsirkan sebagai ketulusan bersinergi dengan mitra lain untuk mencapai keberhasilan yang merupakan tujuan bersama.

Thevi pun memberi contoh, dalam Operasi Woyla pada tahun 1981 lalu, keberhasilan Kopassus tidak bisa dilepaskan dari peran pemerintah. Sebab meski Pesawat yang dibajak teroris Kelompok Jihad merupakan milik Indonesia, lokasi kejadian berada di luar negeri yaitu di Bangkok, Thailand.

"Itu perlu keterlibatan pemerinah. Itu kan terjadi di luar negeri, harus ada hubungan diplomatik yang baik, kita harus memilihara itu. Artinya pada saat itu hubungan kita dengan Thailand sangat baik," tutupnya.

(ear/jor)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads