Hal ini mengemuka dalam Pertemuan Puncak Para Pakar Gajah Afrika di Kasane, Botswana, seperti diberitakan AFP, Selasa (24/3/2015). Para delegasi dari 20 negara seperti Eropa, Afrika dan Asia, termasuk China, sependapat dengan prediksi di atas.
"Spesies ini bisa punah, dalam satu atau dua dekade, jika tren seperti sekarang ini terus berlannjut," kata Dune Ives, peneliti senior dari Vulcan, organisasi nirlaba yang didirikan oleh miliuner Amerika Serikat, Paul Allen.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Data dari Badan Internasional Konservasi Alam, populasi gajah Afrika kini semakin turun. Pada tahun 2006, jumlahnya diperkirakan 550 ribu, namun pada tahun 2013 menyusut hingga menjadi 470 ribu.
Di kawasan Afrika Timur, penurunan paling drastis terlihat jelas. Jumlahnya dari 150 ribu kini hanya 100 ribu dalam kurun waktu yang sama.
"Tujuan utama dari pertemuan ini adalah untuk menghasilkan komitmen di level politik tertinggi agar bisa secara efektif melindungi gajah-gajah tersebut dan mengurangi secara signifikan tren perburuan terhadap mereka," kata Elias Magosi, dari Kementerian Lingkungan Botswana.
Perburuan gading gajah Afrika memang semakin mengkhawatirkan. Data para organisasi pemantau, penjualan gading dimulai dari Kenya dan Tanzania, lalu transit ke negara-negara ASEAN seperti Vietnam dan Filipina, lalu berakhir di China dan Thailand. Di dua negara itu, gading dijadikan perhiasan dan benda-benda seni bernilai tinggi.
(mad/nwk)