"Sesuai dengan fakta dan informasi di lapangan, bahwasanya apa yang telah disampaikan oleh orangtua ananda Nadhira tentang bullying seperti dijambak, ditendang dan diludahi itu sama sekali tidak pernah terjadi di Sekolah Al-Jannah," ungkap Koordinator Humas Al Jannah, Yossi Srianita dalam keterangan pers yang diterima detikcom, Sabtu (14/03).
Menurut Yossi, hubungan pertemanan Nadhira dengan kawan-kawannya di sekolah hingga saat ini tidak ada masalah. Yossi mengatakan, Nadhira atau yang akrab dipanggil Riani ini merupakan siswa pindahan dari sebuah sekolah swasta di kawasan Tebet, Jaksel. Informasi dan data yang didapat pihak sekolah Al Jannah pun, Nadhira merupakan anak berkebutuhan khusus (ABK).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Karena termasuk anak berkebutuhan khusus, maka pada saat mendidik sekolah berupaya semaksimal mungkin menciptakan kondisi yang nyaman bagi Nadhira," sambungnya.
Atas kondisinya tersebut, pihak sekolah Al Jannah mengaku memfasilitasi lebih Nadhira dalam proses belajar mengajar agar siswa/i lainnya dapat memahami Nadhira. Bukan hanya wali kelas, BK, dan guru pengajar saja, Nadhira juga difasilitasi oleh psikolog, tim inklusif, dan guru pendamping khusus sebagai bagian dari program untuk anak berkebutuhan khusus.
"Setiap Nadhira berkeluh kesah tentang masalah di rumah maupun pertemanan di sekolah, selalu dilakukan kroscek lapangan dan pembinaan. Sehingga tidak benar jika dikatakan ibunda Nadhira bila sekolah tidak menanggapi keluh kesah ananda Nadhira," bantah Yossi.
Yossi juga memastikan bahwa teman-teman di kelas dapat menerima kondisi Nadhira karena murid-murid Al Jannah sudah terbiasa berteman dengan anak-anak yang memiliki kebutuhan khusus. Ia juga membantah bahwa hilangnya Nadhira terjadi saat dalam pengawasan sekolah.
"Sabtu (07/03) adalah hari libur sekolah. Nadhira berada dalam pengawasan ibundanya yang pada waktu itu ikut datang ke sekolah untuk mengikuti rapat. Sementara Nadhira tidak sedang berada dalam pengawasan para guru, karena hari libur. Nadhira, sebagai siswi kelas IX juga tidak mengikuti pendalaman materi di kelas," tukas Yossi.
Meski begitu, pihak sekolah merasa senang karena akhirnya Nadhira kini sudah ditemukan dan kembali berada dalam lindungan orangtuanya. "Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses pencarian sehingga siswa kami tersebut dapat ditemukan," pungkas Yossi.
Sebelumnya diberitakan Nadhira hilang karena merasa stres akibat dibully teman-temannya. Ia lalu ditemukan oleh sopir angkot di Pos Glodok dengan pakaian kusam kemudian dibawa ke Polsek Taman Sari, Jakbar, pada Jumat (13/3).
(ear/rvk)