"Saya sangat sedih," kata Akbar usai menghadiri peresmian gedung tertinggi di Indonesia, Sahid Sudirman Center, Jalan Jend Sudirman, Jakarta, Sabtu (14/3/2015).
Menurut Akbar, jalan keluar terbaik dari perselisihan ini adalah menggelar munas luar biasa dengan tujuan rekonsiliasi. Masing-masing pihak yang berkepentingan harus bisa duduk bersama untuk mencari kepemimpinan yang baru.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau memang akhirnya (bisa) Munas, kenapa nunggu 2016, kita lakukan saja 2015, syukur-syukur bulan depan. Sekaligus Golkar bisa konsolidasi partai untuk agenda-agenda politik, terutama pilkada yang akan dilakukan serentak 2015," pinta mantan Ketua DPR ini.
Seandainya kondisi Golkar masih sama, Akbar memperkirakan partainya kesulitan meraih kursi kepala daerah. Malahan perkiraan terburuk dari kondisi ini adalah anjloknya suara Golkar dalam pemilu mendatang.
"Golkar bisa ada di papan tengah, bahkan papan bawah," tutup Akbar yang pernah memimpin Golkar di masa awal reformasi.
(mok/trq)