PDIP Solo Bergejolak, Kepengurusan Terancam Bubar!

PDIP Solo Bergejolak, Kepengurusan Terancam Bubar!

- detikNews
Jumat, 13 Mar 2015 18:42 WIB
Hadi Rudyatmo
Jakarta - DPC PDI Perjuangan Kota Surakarta menolak keputusan DPD PDI Perjuangan Jateng yang dinilai melanggar aturan partai dalam menentukan kepengurusan dua Pimpinan Anak Cabang (PAC) di Solo. Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Surakarta, FX Hadi Rudyatmo, mengancam untuk memboikot konfercab dan konferda, serta tidak lagi bersedia memimpin partai. Langkah itu diikuti pengurus lain, termasuk pengurus anak cabang yang baru saja dipilih oleh DPD. Di kota kandang banteng, PDI Perjuangan terancam kekosongan pengurus.

Dua โ€ŽPAC di Solo, yaitu PAC Laweyan dan PAC Banjarsari, memang deadlock saat menggelar Musyawarah Ancab (Musancab). Aturan terbaru di PDI Perjuangan seperti yang tertuang di SK DPP No 067/TAP/DPP/XI/2014 menyebutkan jika Musancab gagal mengambil mufakat atau deadlock maka akan diambil alih kewenangannya oleh DPD setempat, sedangkan tiga calon ketua yang gagal melakukan musyawarah tersebut akan diberi sanksi sehingga tidak mungkin dipilih lagi sebagai pimpinan.

Namun DPD Jateng mengambil keputusan lain dalam kepengurusan dua Ancab tersebut. DPD mengeluarkan SK menetapkan Janjang Sumaryono Aji sebagai Ketua PAC Laweyan dan untuk PAC Banjarsari ditetapkan Roy Darmadi sebagai ketua. Padahal keduanya merupakan dua kandidat yang terlibat dalam Musancab yang deadlock sebelumnya. Karena itulah keputusan itu langsung direspons penolakan oleh DPC PDIP Solo karena dinilai melanggar SK DPP yang ditandatangani Ketua Umum, Megawati Soekarnoputri.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami tidak menolak secara personal yang dipilih sebagai ketua Ancab. Semua kader terbaik kami. Tapi kami harus menjaga kehormatan partai. Kami mengecam ulah oknum DPD Jateng yang ingin melemahkan kekuatan partai dari dalam. Demi tegaknya aturan dan wibawa partai, kami menyatakan tidak akan melaksanakan Konfercab dan tidak akan mengikuti Konferda hingga kedua SK itu dicabutโ€Ž," tegas Rudy dalam rapat pengurus di kantor DPC PDI Perjuangan Kota Surakarta, Jumat (13/3/2015).

Ancaman dari Solo ini bisa berbuntut panjang mengingat Konferda DPD PDI Perjuangan Jateng akan dilaksanakan besok. Dalam penyusunan formatur kepengurusan hasil Konferda harus melibatkan dua daerah yang memperoleh suara terbanyak dalam Pemilu 2014 lalu. Di Jateng dua daerah itu adalah Solo dan Boyolali.

Tak cuma itu, Rudy juga mengancam tidak lagi bersedia memimpin PDIP di Solo serta menolak dicalonkan lagi sebagai wali kota Solo jika DPP tidak merespon aspirasinya dengan mengeluarkan sanksi terhadap oknum DPD yang membuat keputusan di luar aturan.

Ancaman Rudy ini langsung disambut pengurus lain. Para pengurus seluruh PAC di Solo yang baru saja terpilih langsung angkat bicara. Ketua PAC Jebres terpilih, Honda Hendarto, langsung menyatakan mengundurkan diri sebelum dilantik jika Rudy mundur dari kepengurusan DPC. Langkah Honda diikuti oleh semua pengurua PAC Jebres. Tak cuma itu Pimpinan PAC Pasarkliwon dan PAC Serengan juga menyatakan mundur.

Yang menarik langkah mundur juga dilakukan oleh dua pimpinan PAC yang dipersoalkan. Janjang menyatakan tidak bersedia menjadi Ketua PAC Laweyan jika Rudy mundur dari DPC. Hal serupa juga dilakukan pimpinan PAC Banjarsari. Joko, yang ditetapkan oleh DPD sebagai Sekretaris PAC Banjarsari langsung mengembalikan mandat dan tidak bersedia menjadi pengurus PAC.

(mbr/trq)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads