Rencana serangan ini terbongkar setelah pelaku kedapatan hendak merekrut seorang polisi dari Royal Canadian Mounted Police (RCMP) yang menyamar, menjadi anak buahnya. Pelaku yang bernama Jahanzeb Malik (33) ditangkap oleh Canada Border Services Agency (CBSA). Malik merupakan pria asal Pakistan yang tinggal di Kanada sejak tahun 2004.
Seperti dilansir Reuters, Kamis (12/3/2015), Malik hadir dalam sidang deportasi yang digelar pada Rabu (11/3) waktu setempat, atas dakwaan membahayakan keamanan negara. Malik tidak dikenai dakwaan kriminal lainnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketika ditanya sudah sejauh mana rencana tersebut, Blaney menolak berkomentar. "RCMP jelas mengindikasikan bahwa orang ini berniat melakukan serangan teroris di wilayah Kanada," ucapnya.
Malik berkenalan dan berteman dengan seorang polisi RCMP yang menyamar. Dia mengungkapkan rencananya untuk meledakkan gedung konsulat AS di Toronto.
"Dia memberitahu polisi yang menyamar tentang rencananya untuk merakit bom yang diledakkan dengan remote-control untuk meledakkan gedung konsulat AS dan gedung-gedung lainnya di distrik finansial di Toronto," terang Departemen Imigrasi dan Pengungsi Kanada dalam pernyataannya.
Menurut CBSA, Malik juga berencana merekam aksi serangan bom tersebut untuk mendorong orang lain melakukan hal yang sama. Malik bahkan mengklaim dirinya sebagai teman dekat ulama AS Anwar Al-Awlaki, yang tewas akibat serangan pesawat tak berawak AS di Yaman pada tahun 2011.
"Malik berusaha meradikalisasi polisi yang menyamar dengan menunjukkannya video-video, termasuk video pemenggalan ISIL (nama lain ISIS)," terang CBSA.
Malik datang ke Kanada sebagai mahasiswa dan kemudian menjadi permanent resident pada tahun 2009. Pemerintah Kanada berusaha mendeportasi Malik ke negara asalnya, karena menganggapnya sebagai ancaman keamanan.
(nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini