Lewat Dunia Maya, BNPT Cegah Potensi Terorisme

Lewat Dunia Maya, BNPT Cegah Potensi Terorisme

- detikNews
Kamis, 05 Mar 2015 17:20 WIB
Jakarta - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) mencanangkan program tahun damai dunia maya. Pasalnya BNPT melihat potensi terorisme muncul melalui dunia maya yang gampang diakses namun kerap disalahartikan.

"Tahun ini dicanangkan sebagai tahun damai dunia maya, mengajak penggiat dunia maya untuk bersama-sama buat website atau dunia maya menjadi sesuatu yang damai. BNPT akan mengajak secara bersama-sama untuk mewujudkan tahun damai dunia maya," ujar Deputi Bidang Pencegahan, Perlindungan dan Deradikalisasi BNPT Agus Surya Bhakti.

Hal tersebut diungkapnya dalam Dialog Damai Pencegahan Terorisme Melalui Dunia Maya di Waroeng Daun, Jl Cikini Raya, Jakpus, Kamis (5/3/2015). Ini perlu dilakukan sebab BNPT melihat potensi terorisme karena para simpatisan kelompok radikal yang salah mendapat informasi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Mereka banyak melakukan pelatihan dan koordinasi melalui dunia maya jadi kelompok-kelompoknya masih itu-itu aja. Mereka belajar, mendapat informasi dari dunia maya tanpa data yang cukup. Ini yang akan menjadi simpatisan mereka. Akibatnya mereka terlihat banyak dan ini potensi ancaman bagi NKRI," kata Agus.

Langkah riil yang akan dilakukan BNPT adalah dengan membuat blog-blog, web, dan sarana media sosial lainnya yang bersifat interaktif. Selain melibatkan penggiat dunia maya, BNPT juga akan meminta bantuan para ahli termasuk ulama.

"Pertama kita akan buat komunitas blog, website interaktif yang bersifat informatif dan edukatif. Informatif itu menginformasikan aksi-aksi terorisme, dan bahayanya. Edukatif adalah bagaima meluruskan (informasi)," Agus menjelaskan.

"Sasaran kita (menanamkan) cinta NKRI, meluruskan pemahaman tentang jihad, tafsiri, khilafah atau pemahaman negara islam yang didengungkan ISIS. Kita fokus untuk menyelamatkan masyarakat yang belum terpapar (terpengaruh)," sambungnya.

Program-program tersebut tengah disiapkan BNPT dan rencananya akan mulai dilaunching sekitar 2 minggu mendatang. Potensi ancaman terorisme disebut Agus sudah cukup besar karena kelompok-kelompok radikal saat ini melakukan perekrutan melalui dunia maya.

"Kenapa lewat dunia maya? Karena itu mudah mengakses, trendy, informatif. Kenapa kok sepertinya teroris nggak habis-habis padahal seperti Densus 88 sudah banyak menumpas? Itu ada di kepala, pola pikir, mindset. Mereka harus tahu NKRI sudah final, tidak ada kata lain. Mempengaruhi warga indonesia itu pelanggaran," tukas pria berlatar belakang militer itu.

"Secara infrastruktur hardwarenya 2 minggu ini kita mulai. Kita akan sampaikan ke masyarakat untuk gimana berpartisipasi. Mungkin 2 minggu lagi kita akan on air. Kita bisa interaktif yang sifatnya edukatif itu. Untuk anak-anak muda yang dapat informasi Jihad, yang benar itu seperti apa. Kita akan menggaet ahli-ahli, expert, termasuk menaungi kelompok-kelompok masyarakat (yang sosialisasikan pencegahan terorisme)," imbuh Agus.

Data dari BNPT sendiri, peningkatan aksi teroris di dunia maya semakin meningkat. Dari tahun 1998 di mana teroris masih baru mengembangkan jaringan melalui website, kini semakin berkembang.

"Pada tahun itu baru ada 12 web di dunia maya. Namun semakin berkembang, tahun 2003 ada 2965 web dan tahun 2015 itu sampai 9800 web," Agus menerangkan.

BNPT juga meminta bantuan kerja sama dengan media-media massa, khususnya media online. Sebab saat ini masyarakat lebih banyak mengakses pemberitaan melalui media massa online di mana kini di Indonesia pun pengguna internetnya juga semakin besar. Itu menjadi peluang dan tantangan.

"BNPT harus memperhatikan siapa yang jadi influencer di dunia maya. Referensi utama yang dipercaya adalah akun institusi. Terkait media dan pencegahan terorisme, petakan lebih dulu tujuannya, kemudian target dan peta khalayak. Medsosnya juga, termasuk media mainstream. Pesan dan Komunikator harus diperhatikan, orang yang berpengaruh dan mendapat perhatian lebih di tengah masyarakat," tambah anggota Dewan Pers Imam Wahyudi yang juga turut hadir dalam dialog.




(ear/fjr)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads