Belajar Gigih dari Bripda Eka, Polwan yang 'Hidup' dari Tambal Ban

Belajar Gigih dari Bripda Eka, Polwan yang 'Hidup' dari Tambal Ban

- detikNews
Kamis, 05 Mar 2015 09:48 WIB
(Foto: Angling Adhitya P/detikcom)
Salatiga - Seorang gadis manis terlihat berjibaku mengutak-atik ban motor di sebuah bengkel kecil di Kota Salatiga. Melihat kegesitannya menambal ban, siapa sangka gadis itu ternyata seorang polisi.

Dia adalah Bripda Eka Yuli Andini (19), seorang anak tukang tambal ban yang dengan kegigihannya bisa lolos seleksi Secaba Polri dan kini menjadi Polwan. Bahkan dia lulus dengan nilai yang memuaskan dan menjadi salah satu dari dua siswa SMKN 2 Salatiga yang lolos.

Awalnya, Bripda Eka bercita-cita menjadi reporter di salah satu stasiun televisi sesuai bidangnya di SMK, namun sosialisasi rekruitmen polisi setahun lalu mengubah mimpinya, ia ingin menjadi seorang polisi dan membahagiakan orang tuanya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tepat setahun lalu, sekitar bulan Maret juga, ada sosialisasi. Saya berpikir keras, kalau lulus sekolah belum pasti lulus SNMPTN. Terus saya sama lima sahabat saya coba daftar jadi polisi," kata Bripda Eka saat ditemui detikcom di rumahnya awal pekan ini.

Dara kelahiran 30 Juli 1996 itu sebelumnya juga ragu saat akan mendaftar karena banyaknya isu yang mengatakan untuk menjadi polisi harus mengeluarkan banyak uang. Namun berkat dorongan kedua orang tuanya, akhirnya ia mendaftar dan mulai mengikuti berbagai macam tes.

"Ternyata enggak ada biaya sepeser pun, paling cuma akomodasi ke Semarang-Salatiga. Saya seneng banget ternyata saya salah satu yang mewakili SMKN 2 dari 2 orang yang lolos," pungkasnya.

Orang tua Bripda Eka, Darwanti (40) dan Sabirin (49) jelas bangga dengan buah hasil ketekunan anak pertamanya itu. Kerja keras menambal ban dan bengkel ternyata bisa mengantarkan Eka menjadi polwan.

"Ya bangga karena tidak mengeluarkan biaya. Kami (orang tua) paling mengeluarkan biaya untuk antar ke Semarang, ya dari hasil tambal ban," ujar Sabirin yang terbaring sakit di kamarnya.

"Biasanya dia bantu tambal atau isi angin, kalau copot ban bagian saya," timpal ibunda, Darwanti.

Ayah dari Bripda Eka ini baru saja dirawat di RSUD Salatiga karena tumor paru-paru. Usaha bengkel sementara berhenti dan hanya tambal ban yang bisa dilakukan, itupun dikerjakan oleh istrinya dan Bripda Eka. Tapi bagi Bripda Eka, hal itu bukan sesuatu yang baru karena ia memang kerap membantu ayahnya bekerja.

"Biasanya kalau ayah kerepotan saya bantu. Ini ayah masih sakit. Saya tidak malu, soalnya dari pekerjaan ini juga orang tua membiayai saya sekolah dan bisa jadi seperti sekarang," ujar Eka bangga.

Bripda Eka kini masih bertugas sebagai anggota Sabhara Polres Salatiga. Ia berangkat pagi-pagi untuk ikut apel kemudian beraktivitas seperti biasa. Sore harinya ia pulang dan membantu orang tuanya di bengkel tambal ban milik ayahnya.

"Ini saya kalau pulang biasanya bareng sama teman, nebeng naik motor, soalnya motor di rumah dipakai," tandasnya.


(alg/try)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads