Pantauan detikcom pukul 19.05 WIB, Senin (23/2/2015), lokasi itu dijaga sepuluh orang, dua di antaranya mencatat dan menangih uang dari pengendara motor. Tak ada lampu penerangan di dalam underpass. Jika melihat lebih dalam, di bagian tengah terowongan tersebut terdapat pompa yang menyedot genangan air dari dalam underpass tersebut.β
"Bayar tiketnya langsung, sekali masuk kena Rp 6.000," ujar Ardhie salah seorang pengendara motor.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Masalahnya kalau lebih dari jam 5 suka ditagih lagi sama preman yang jaga di sana," imbuhnya.
Ardhie mengaku kaget ketika biaya parkir yang dikenakan sebesar itu. Meski mendapatkan karcis, biaya parkir tersebut belum tentu masuk ke dalam kas daerah DKI Jakarta.
"Kalau buat pajak daerah sih nggak masalah, tapi ini buat kantong pribadi," keluhnya.
Lain halnya dengan Ardhie, Hendro pria yang berprofesi sebagai kurir barang mengaku tidak mempermasalahkannya. Satu sisi ia melihat lokasi itu sangat membantu.
"Satu sisi memberatkan ya, tapi juga membantu jadi tidak ribet cari parkir. Kasarannya bisa cepat lah kalau buat nganter barang," ujar Hendro.
Hendro mengakui jika lokasi parkir tersebut dijaga oleh preman. Tentu hal itu amat disayangkan lantaran lokasi tersebut tak jauh dari Polda Metro Jaya.
"Yang nota bene di situ ada markas polisi tapi seakan tutup mata. Mungkin dikelola dengan baik tidak akan seperti aksi premanisme," tutupnya.
(edo/mpr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini