Salah satu yang mengalami gangguan yakni sistem pembayaran tiket elektronik (e-ticketing) di koridor 6 (Ragunan-Dukuh Atas) di Halte Buncit Indah. Petugas loket halte mengembalikan sistem pembayaran ke model karcis kertas.
Menanggapi hal itu, Dirut PT Transportasi Jakarta Antonius Kosasih mengakui ada gangguan sistem pada mesin untuk menempel (tapping) kartu di halte tersebut. "Kami lagi cari alternatif lain nggak pakai tiket kertas tapi langsung potong di loket," kata Kosasih saat menghubungi detikcom, Senin (23/2/2015).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kosasih belum dapat memastikan kapan berlakunya metode pembayaran tersebut. Ia tidak ingin lagi ada peredaran karcis kertas semenjak seluruh koridor telah diberlakukan e-ticketing sejak Sabtu 21 Februari lalu. "Yang jelas biar nggak ada lagi karcis kertas seperti itu. Kita lagi cari cara. Ini juga kan untuk memudahkan penumpang yang tidak membawa uang cash bisa langsung memudahkan pembayaran," kata Kosasih.
"Sebenarnya benerin mesinnya cepat nggak lama, tapi teknisi dari Gamatechno (PT Gamatechno) belum datang. Jadi masih nunggu. Pas Sabtu-Minggu kita cek masih normal," ujarnya.
Menurut dia, kerusakan mesin hanya terjadi di Halte Buncit Indah. Sementara untuk halte lain mesin untuk tapping berfungsi dengan normal sebagaimana mestinya.
Sebagaimana diketahui, pagi ini halte koridor 6 (Ragunan-Dukuh Atas) terpaksa kembali lagi ke karcis kertas. Seperti yang terjadi di Halte Buncit Indah. "Pakai tiket kertas dulu, mesinnya lagi rusak," ujar salah seorang petugas karcis di loket, Senin (23/2/2015) sekitar pukul 06.00 WIB.
Pantauan di halte tersebut, terlihat karcis kertas disediakan di atas meja petugas. Penumpang yang hendak naik bus TransJ ataupun Kopaja AC harus membayar Rp 2 ribu (sampai dengan pukul 07.00 WIB) dan Rp 3.500 di luar jam itu. Sementara itu tiket elektronik perdana hasil kerjasama dengan 6 bank juga tersedia rapi dalam laci plastik ukuran kecil yang ada di meja.
Padahal mulai 21 Februari 2015 lalu semua koridor sudah menggunakan e-ticketing.
(aan/nrl)