Dari 220 halte TransJakarta yang dilengkapi mesin untuk e-ticketing hanya ada 12 halte yang mesinnya berfungsi.
“Kita lakukan secara bertahap dari halte ke halte. Sekarang sih sudah ada 12 halte. Tapi masih kecil jumlahnya, karena total jumlah halte di 12 koridor mencapai 220 halte,” kata Kepala UP TransJakarta Pargaulan Butar-Butar kepada wartawan, Kamis (5/6/2014).
Dari 12 halte tersebut, beberapa halte yang telah diberlakukan e-tiketing adalah Halte PGC, Halte Blok M, dan Halte Tamini. Sedangkan halte lainnya masih menggunakan karcis kertas, karena belum dilengkapi mesin e-ticketing.
Meski begitu, Pargaulan optimis seluruh halte TransJakarta dapat dilengkapi mesin untuk e-ticketing pada tahun ini.
“Yang terakhir ini kita terapkan e-ticketing di Halte Blok M, kalau di Halte Al Azhar belum diterapkan. Tapi nanti seluruh halte akan menggunakan e-ticketing. Desember seluruh halte harus sudah menerapkan e-ticketing. Kecuali koridor IV dan VI karena belum siap prasarananya,” ucapnya.
Ia menyatakan seluruh pengguna TransJakarta harus menggunakan e-ticketing nantinya. Bila tak punya electronic card (e-card), terpaksa harus berpindah agar bisa menggunakan bus Transjakarta di halte yang belum menerapkan e-ticketing.
“Kita kasih pilihan kok. Seperti di Halte Blok M, bagi calon penumpang yang tidak mau membeli e-card, kami persilakan ke halte Al Azhar yang belum menggunakan e-ticketing. Jadi kalau tidak mau menggunakan e-ticketing, bisa ke halte berikutnya,” papar Pargaulan.
Pargaulan menambahkan, halte-halte yang menerapkan e-ticketing telah bekerja sama dengan bank yang mengeluarkan e-card seperti e-money dari Bank Mandiri, Brizzi dari BRI dan Flazz Card dari BCA. E-card yang dijual kepada calon penumpang seharga Rp 20.000 dengan saldo Rp 20.000 dan seharga Rp 50.000 dengan saldo yang sama dengan harganya.
(bil/slm)