Ini merupakan pertama kalinya Mesir melancarkan serangan udara terhadap kelompok ISIS di negara tetangga Libya. Menurut militer Mesir, serangan udara yang dilancarkan Senin dini hari tadi waktu setempat, menargetkan kamp-kamp ISIS, tempat-tempat pelatihan dan gudang-gudang senjata di Libya.
Seorang komandan Angkatan Udara Libya mengatakan, antara 40 hingga 50 militan tewas dalam serangan tersebut. "Ada korban di antara orang-orang, pusat amunisi dan pusat komunikasi ISIS," tutur Saqer al-Joroushi kepada kantor berita resmi Mesir, seperti dilansir kantor berita Reuters, Senin (16/2/2015).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Serangan udara tersebut dilancarkan sebagai respons atas pemenggalan 21 warga Mesir oleh militan ISIS di Libya.
Rekaman video yang dirilis ISIS pada Minggu, 15 Februari menunjukkan, 21 sandera yang mengenakan pakaian berwarna oranye dengan tangan-tangan diborgol, dipenggal oleh para penculik mereka berpakaian hitam-hitam. Disebutkan bahwa pemenggalan itu terjadi di Tripoli, Libya.
Para sandera tersebut tampak berada di kawasan pantai dan dipaksa berlutut, sebelum kemudian dipenggal. Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi marah besar atas pemenggalan tersebut. Sisi bersumpah akan melakukan pembalasan terhadap kelompok radikal tersebut.
"Mesir punya hak untuk merespons dengan cara dan waktu yang sesuai untuk menghukum para pembunuh ini," ujar Sisi dalam pidatonya yang disiarkan stasiun televisi nasional Mesir.
(ita/ita)