"Kami mau tanya, bagian informasi di sini mana," cetus seorang bapak yang ingin mencari anaknya, yang kabarnya terjaring razia dan diinapkan di Liponsos, Minggu (15/2/2014).
Tak hanya bapak yang mengenakan jaket kulit warna hitam. Seorang pemuda juga ingin menanyakan mertua laki-lakinya, yang kabarnya juga ikut terjaring razia.
"Kami sudah bawa KTP, KK. Tapi informasinya tidak jelas. Tolong beri kami informasi yang jelas," ujarnya.
Keluhan juga disampaikan pria yang mengantarkan istri temannya. Pria tersebut sudah mendatangi Liponsos sejak Sabtu malam, untuk mencari kabar temannya yang terjaring razia di Kenjeran.
"Saya tadi malam sudah ke sini. Kata petugas Linmas, malam itu nggak bisa dijenguk. Janjinya Minggu jam kerja. Tapi nyatanya tidak bisa dan informasi yang disampaikan juga nggak valid," ujarnya.
Sementara itu, salah satu petugas Liponsos menyampaikan informasi ke warga yang ingin menjenguk kerabatnya.
"Bapak-bapak, ibu-ibu, tolong menuggu di luar dulu. Karena sekarang ini kita urus yang (terjaring) di Jurang Kuping (Kecamatan Benowo)," ujar petugas Liponsos di depan Ruang Penerimaan Klien, Liponsos.
Seperti yang diberitakan sebelumnya, razia besar-besaran digelar untuk memberantas pesta seks di hari valentine. Pasangan mesum yang didominasi kaum muda dijaring dari sejumlah hotel short time di Kota Surabaya. Hingga Pukul 01.00 Wib Minggu (15/2/2015) dini hari, jumlah pasangan bukan suami istri yang terjaring lebih dari 300 orang.
Razia digelar sejak pada Sabtu (14/2/2015) siang, dan hingga malam telah menjaring 215 orang. Sesuai perintah Wali Kota Tri Rismaharini, razia kembali dilaksanakan hingga Minggu (15/2/2015) dinihari.
(roi/bdh)