Festival bedah rumah menjadi salah satu rangkaian even Banyuwangi Festival yang menebar spirit kemanusiaan. Ratusan rumah warga miskin yang akan dipugar tersebut pendanaannya berasal dari partisipasi masyarakat.
"Banyuwangi festival bukan hanya festival yang menampilkan seni budaya dan kreativitas tapi juga ajang memupuk kepedulian terhadap sesama melalui semangat gotong royong," kata Bupati Anas, Jumat (13/2/2015)
Even yang pertama kali digelar ini melibatkan sejumlah partisipasi dari stakeholder. Mulai dari korporasi, perbankan, hingga perseorangan, diketuk untuk peduli membiayai pembangunan rumah warga miskin.
"Biayanya murni partisipasi para donatur. Ini karena persyaratan rumah yang akan kita bangun berbeda dengan bedah rumah versi pemerintah, yang lahannya harus milik pribadi," urai Anas.
Selama ini, bedah rumah warga miskin yang didanai baik APBD maupun APBN mensyaratkan rumah harus berdiri di lahan milik pribadi. Padahal banyak rumah warga miskin yang status tanahnya sewa atau menempati lahan orang lain.
"Ini untuk mengakomodir mereka yang rumahnya di atas lahan sewa atau pinjaman. Namun kami juga mensyaratkan bahwa warga juga harus ada persetujuan tertulis dari pemiliknya," kata Anas.
Selain persyaratan status tanah, warga yang berhak dipugar rumahnya adalah tergolong masyarakat yang berpenghasilan rendah (MBR), yakni berkisar Rp 850 ribu/bulan.
Festival Bedah rumah akan dilaunching di salah satu rumah warga di Lingkungan Gareng, Kelurahan Sobo, Banyuwangi pada Rabu, 18 Februari 2015 pukul 08.00 WIB. Di lingkungan tersebut ada 4 rumah warga yang akan dibangun.
Sementara itu, Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa dan Pemerintahan Desa (BPM Pemdes), Suyanto Waspotondo Wicaksono menjelaskan, berdasarkan data dari seluruh kecamatan, kini telah ada 221 rumah yang siap dipugar. Ratusan rumah ini akan dipugar dengan dana berkisar Rp 7,5 - 10 juta/rumah.
"Spesifikasi rumah yang akan dibangun lantainya akan disemen, dan pondasinya dibuat dari batu bata yang bisa dibongkar. Temboknya akan menggunakan bahan plafon. Ini memudahkan mereka jika akan pindah, rumahnya bisa diusung," kata Yayan, sapaan akrabnya.
Bagaimana mekanisme pelaksanaan bedah rumah ini? Yayan menjelaskan para donatur akan diberi daftar rumah yang siap dipugar. Mereka diberi keleluasaan apakah akan langsung memberikan kepada pemilik rumah, bisa lewat kelompok masyarakat juga. Atau donatur menunjuk pihak pemborong untuk membedah rumah warga tersebut.
"Para donatur bisa memulai pelaksanaannya sejak dilaunching. Kami targetkan paling lambat Mei sudah rampung," kata Yayan.
Ditambahkan Yayan, pemkab membuka kesempatan bagi masyarakat umum dan korporasi yang ingin menyalurkan dananya untuk berpartisipasi dalam program ini.
"Silakan kontak kami atau panitia Banyuwangi Festival bagi para donatur yang akan berapartisipasi. Siapapun yang menyumbang, perusahaan atau masyarakat akan kami tampilkan secara detail di subdomain bedah rumah di situs resmi pemkab. Di sana juga akan kami tampilkan juga progress pembangunan rumah warga," pungkas Yayan.
(iwd/iwd)