Pasalnya, di dua titik lokasi tersebut seringkali tergenang setiap kali memasuki musim penghujan. Ahok juga sempat mengkritik ulah pengembang yang 'asal' membangun kawasan tertentu tanpa mempertimbangkan lingkungan. Namun dia juga tidak bisa menyalahkan sepenuhnya lantaran peraturan DKI yang begitu lemah di masa pemerintahan sebelumnya.
"Kita akan bikin waduk di Marunda dan bangun pompa di sini. Kita akan bangun. Termasuk kita akan bangun waduk juga di samping MOI. Kan lucu jadi beban kita gitu loh. Jadi namanya keuntungan pengusaha pengembang dengan cara mengelak bahwa ini beban kita. Tapi salah nggak? Nggak, yang salah kita kenapa bikin perjanjian nggak jelas," ujar Ahok di sela meninjau pengerjaan waduk Sunter, Jakarta Utara, Kamis (12/2/2015).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Boleh nggak bangun PIK, boleh orang luar negeri juga boleh bikin waterfront city. Tapi siapkan waduk 90 hektar di pompa tunjungan. Itu dibangun nggak? Nggak. Terus PIK yang ruko itu harus ada 30-40 hektar waduk supaya Kapuk Kamal nggak
tenggelem. Ini pengusaha mau bikin nggak? Nggak," sesalnya.
"Nah, yang harus memaksa dia bikin siapa? Pemprov. Tapi sayang semua izin itu udah lewat ini cerita 20-30 tahun lalu. Itu masalahnya. Sekarang gimana, ya sudah. Terus tanah begitu mahal mau bebasin 30 hektar kali Rp 30 juta/meter itu bisa mencapai Rp 9 triliun itu," lanjut Ahok.
Mantan Bupati Belitung Timur ini juga tidak ingin terus menyalahkan masa lalu. Baginya kini yang terpenting adalah mengamankan aliran tengah sungai melalui Waduk Pluit, Jakarta Utara.
Dia berpesan pompa besar untuk menyedot banjir untuk selalu siaga, baik yang di Waduk Pluit maupun Pasar Ikan. "Sekarang kita amankan aliran tengah, Waduk Pluit dan Pasar Ikan harus beres termasuk jalan tembus Jembatan Merah ke Pasar Ikan," kata Ahok.
"Kalian bisa bayangkan misalnya Pasar Ikan, kalau PLN paksa kami gunakan genset itu genset kira-kira 13 ribu ton, 2 hari habis. PLN punya negara bukan punya negara lain. PLN bisa nggak sih jamin ada aliran listrik, masa sih PLN nggak bisa jamin dengan 2 PLTU supaya pompa selalu ada listrik lebih mudah kan. Buat apa uangnya habis buat mompa solar, mending uangnya dipakai buat bikin bendungan bikin pompa lain," sambungnya.
"Masa anda nggak bisa jamin aliran listrik, ada bos yang bisa nyogok aja bisa jamin nggak pernah mati lampu rumahnya. Masa kita nggak dikasih listrik," sindir Ahok.
(aws/nrl)