Seperti dilansir AFP, Senin (9/2/2015), Sekretaris Kabinet Yoshihide Suga membenarkan, pemerintah menyita dokumen perjalanan milik wartawan foto Sugimoto (58). Suga menjelaskan, penyitaan dilakukan untuk alasan keselamatan Sugimoto, setelah mengetahui rencananya meliput pengungsi di Suriah.
"ISIS telah menyampaikan tekadnya untuk terus membunuh warga Jepang," ucap Suga dalam konferensi pers.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Suga menambahkan, keputusan tersebut merupakan hasil pertimbangan pemerintah Jepang terhadap prinsip kebebasan pers, dan juga tanggung jawab pemerintah untuk melindungi setiap warga negara.
Sugimoto yang seorang wartawan lepas ini, berencana pergi ke Suriah pada 27 Februari untuk meliput kamp pengungsi di sana. Sebagai wartawan, Sugimoto memang sering meliput di wilayah konflik, seperti di Irak dan Suriah dalam beberapa tahun terakhir.
Kepada wartawan, Sugimoto menyatakan keberatannya terhadap tindakan pemerintah Jepang yang menyita paspornya. Dia menyatakan, dirinya tidak ada rencana untuk mengunjungi wilayah yang dikuasai ISIS di Suriah.
Publik Jepang masih berkabung atas pemenggalan dua warganya, yakni wartawan Kenji Goto dan rekannya Haruna Yukawa oleh ISIS. Pemenggalan keduanya ditunjukkan lewat video yang dirilis ISIS secara online. Pemerintah Jepang telah bekerja sama erat dengan otoritas Yordania untuk mengupayakan pembebasan kedua warga Jepang tersebut, namun gagal.
(nvc/ita)