Celotehan itu muncul di tengah kontroversi pencalonan Komjen Budi Gunawan sebagai Kapolri. Presiden Jokowi akhirnya menunda pelantikan Budi Gunawan lantaran telah menyandang status tersangka yang disematkan oleh KPK.
Buntut dari persoalan ini adalah krisis hubungan antara oknum Polri dengan KPK. Akhirnya Presiden pun memanggil tokoh-tokoh senior yang independen pada Minggu (25/1) malam untuk dimintai masukan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Agaknya Presiden Jokowi lebih intensif berdiskusi dengan Tim Independen ketimbang parpolnya. Tim ini sering mengadakan pertemuan di Sekretariat Negara terlebih dahulu bersama dengan Mensesneg Pratikno dan Seskab Andi Widjajanto meski pada akhirnya tidak dibekali Keppres.
Memang Andi seringkali menjadi kepanjangan tangan Presiden Jokowi belakangan ini. Namun Andi sudah menemui Effendi Simbolon dan mengklarifikasi.
"Saya bilang maaf, maaf banget selama 3 bulan saya jabat Seskab, saya tidak sekali pun sempat bertemu bang Effendi. Saya jelaskan itu kenapa itu susah, bukan ada masalah personal, tapu semata-mata karena keterbatasan waktu saja," ungkap Andi di sela-sela rapat di Komisi II DPR RI, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (4/2/2015) lalu.
Andi memang sudah 'menempel' Jokowi sejak masa kampanye, masa transisi, dan kini masuk di lingkaran Istana. Tapi biar bagaimana pun, Andi bukanlah kader PDIP meski ayahnya yang bernama Theo Syafei pernah jadi anggota DPR dari partai banteng itu.
Kemudian Menteri BUMN Rini Soemarno juga bukan kader PDIP. Rini yang mantan Menperindag era Presiden Megawati Soekarnoputri sudah dekat dengan Jokowi sejak menjadi Kepala Staf Transisi Jokowi-JK.
"Biasa-biasa saja, sama seperti partai-partai lain. Kan saya non partai. Saya non partai jadi saya berkomunikasi dengan PDIP, NasDem, PKS, PKB sama saja," kata Rini menanggapi sebutan 'pengkhianat' di Istana Negara, Jl Veteran, Jakarta Pusat, di hari yang sama ketika Andi memberi tanggapan.
Anehnya, meski sudah bertemu dengan Andi Widjajanto, Effendy Simbolin masih menyerang dua orang itu. Malahan pria yang pernah jadi 'pimpinan DPR tandingan' ini menyuruh Rini dan Andi untuk melepas jabatan.
"Seorang Rini dan Andi mendengar kata pengkhianatan harus dengan sendirinya mengundurkan diri karena anda sudah begitu rendahnya kodrat anda di mata kita (PDIP)," ucap Effendy di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (5/2) kemarin.
"Pak Jokowi juga harusnya eling dong, kembali ke khitahnya, kembalilah ke habitatnya Pak Jokowi adalah PDIP!" lanjut dia lagi.
Kalau Rini dan Andi bukan kader PDIP, lalu kenapa Effendy merasa dikhianati?
(bpn/bil)