"Saya nggak ngerti gaya hidup PNS mewah. Saya saja beli barang mahal dari baju batik. Saya tahu juga karena melihat Pak Jokowi dan diajari pakai batik terus, jadi beli batik," ujar Ahok di Balai Kota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Rabu (4/2/2015).
"Wah ternyata lebih mahal (batik) daripada jas. Saya lebih suka pakai jas sebenarnya karena murah, modalnya cuma ganti kaos dalam sama dasi. Orang juga nggak tahu kalau jas yang dipakai itu-itu saja. Lebih mahal batik daripada jas," lanjutnya sambil terkekeh.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ahok juga berbagi cerita soal jam berkantornya yang tak jarang sampai larut malam. Bahkan terkadang saking banyaknya dokumen penting yang harus diperiksanya, dia boyong ke rumah dalam satu koper berwarna hitam.
"Jarang gubernur datang pagi pulang malam. Bawa banyak disposisi ke rumah. Banyak jebakan batman, (sehingga dari) dokumen gitu banyak (saya) dikasih hidayah untuk periksa (yang dianggapnya mencurigakan)," terang mantan bupati Belitung Timur ini.
"Ini nggak mudah untuk kita mau bersih atau betul karena kita mau melawan semua orang. Daripada bapak ibu nggak setuju lebih baik mundur pindah ke provinsi lain. Kalau mau sabar, ya nunggu paling sampai 2017. Kalau dipilih lagi ya sampai 2022, makanya kalau mau bapak ibu kampanye ke daerahnya supaya jangan milih Ahok sekalian," celetuk Ahok yang mengundang tawa 280 pegawai inspektorat.
Dia pun melanjutkan cerita seputar pengalamannya semasa duduk di Komisi II DPR RI beberapa tahun silam. Dikatakannya, tidak sedikit orang membencinya dan mencap Ahok sebagai sumber masalah hingga ingin 'menendangnya' ke komisi lain.
"Saya selalu jadi masalah buat orang-orang bermasalah. Saya pernah mau dikeluarkan dari Komisi II dulu karena merancang pasal pembuktian terbalik, pada marah sama saya. Sampai Ray Rangkuti bilang kalau berhasil nanti dinamain pasal Ahok," kenangnya.
"Saya dipecat dari Baleg. Kayaknya mau dipindahin ke komisi agama. Entar kalau dipindahin ke Komisi VIII nanti saya bongkar permainan haji. Malu dong kalau dibongkar sama non muslim. Eh nggak jadi. Akhirnya bilang terserah saya mau pilih di komisi berapa. Tetap di Komisi II tapi diberhentikan dari Baleg. Ya nggak apa-apa," pungkas pria tiga anak ini.
Ahok meminta agar seluruh jajaran PNS DKI di bawah pimpinannya dapat bekerjasama dengan baik, terutama dalam mereformasi birokrasi.
(aws/vid)