Warga Sleman Tewas Diduga Disiksa Oknum Polisi

Warga Sleman Tewas Diduga Disiksa Oknum Polisi

- detikNews
Rabu, 04 Feb 2015 13:13 WIB
Sumartini di kantor JPW (Foto: Bagus Kurniawan/detikcom)
Sleman - Maulana Rusadi (22) warga Dusun Gatak Desa Sumberagung Kecamatan Moyudan Sleman tewas diduga akibat dianiaya oleh sejumlah oknum polisi. Maulana tewas pada hari Minggu (1/2/2015) pukul 09.15 di RSUD Wirosaban Kota Yogyakarta dengan sejumlah luka-luka.

Sebelum tewas, korban sempat tidak sadarkan diri selama beberapa hari di rawat di rumah sakit. Korban juga telah dilakukan autopsi di RSU Dr Sardjito Yogyakarta, pada hari Selasa (3/2/2015).

"Ada banyak kejanggalan yang kasus yang dialami anak saya ketika polisi datang ke rumah," ungkap ibu korban, Sumartini, kepada wartawan di kantor Jogja Police Watch (JPW) di Jalan Jenggotan, Tegalrejo Kota Yogyakarta, Rabu (4/2/2015).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saat datang ke rumah, lanjut dia, polisi memberitahukan bila anaknya Maulana dirawat di RSUD Wirosaban. Namun saat dia bertanya kenapa apa, polisi yang datang ke rumah tidak memberitahukannya.

"Biar dokter saja yang memberikan informasi di sana," ungkap Sumartini didampingi suaminya Sumardi Harta.

Menurut dia, saat datang ke rumah sakit, dia hanya seorang diri. sedangkan suaminya masih bekerja di Semarang dan belum pulang ke rumah. Di RSUD Wirosaban, dia melihat anaknya dengan kondisi wajah dan mata lebam-lebam tanpa bisa bicara sepatah katapun dan tidak sadarkan diri.

"Saya juga mulai curiga, ada apa ini. Karena banyak polisi di rumah sakit," kata Sumartini sambil menahan tangis.

Selama di rumah sakit, lanjut dia, semua polisi tampak berbaik hati. Mereka menawarkan minuman dan makanan gratis kepadanya. Namun karena masih dalam kondisi shock waktu itu, semua tawaran ditolaknya.

"Selama di rumah sakit anak saya tidak sadar. Saya dan suami mau melihat kondisinya saja, dilarang oleh polisi yang jaga," ungkapnya.

Dia mengaku ada banyak kejanggalan dalam kasus kematian Maulana akibat disiksa oleh beberapa orang polisi. Ada teman-teman anaknya yang menyaksikan penyiksaan tersebut.

"Kami sudah melaporkan ke Propam Polda DIY," kata Sumartini didampingi Humas JPW, Baharuddin Kamba.

Kabid Humas Polda DIY, AKBP Anny Pudjiastuti mengatakan, Propam Polda DIY sudah menerima laporan tersebut. Saat ini, Propam masih menyelidiki kasus tersebut.

"Laporan pengaduan sudah ada kemarin, saat ini masih bekerja untuk menyelidiki kasus tersebut," katanya saat dikonfirmasi mengenai kejadian tersebut.


(bgs/try)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads