Namun berbeda dengan unjuk-unjuk rasa di Jerman yang berhasil mengumpulkan lebih dari 20.000 orang, hanya beberapa ratus orang saja yang muncul berpartisipasi dalam aksi hari Senin (02/02) di Wina itu.
Jumlah polisi yang turun mengamankan bahkan jauh lebih banyak. Bahkan aksi tandingan yang menentang Pegida, diikuti oleh sekitar 5.000 orang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Para demonstran Pegida menyerukan slogan "Kami adalah rakyat," dan sebagian memperagakan posisi salam Nazi.
Partai Hijau Austria mengutuk demonstrasi itu. Sementara seorang politikus Partai Kebebasan Austria yang berhaluan kanan, Heinz-Christian Strache membela Pegida dan menuding bahwa para penentangnya menyerang apa yang ia sebut "gerakan yang serius untuk hak-hak sipil."
Kendati peserta aksi jumlahnya tidak banyak, sentimen yang melatari Pegida bukan hal baru di Austria.

Peserta aksi pertama Pegida di Austria, hanya ratusan orang.
Pegida berdiri di Dresden tahun lalu. Mereka menolak dituding anti Islam, dan berdalih hanya menolak islamisasi yang menurut mereka mengancam nilai-nilai dan hak-hak sipil Eropa.
Kelompok ini dilanda masalah, tatkala ketuanya dipaksa mundur karena ketahuan berfoto menirukan Hitler. Penggantinya juga tak lama memangku jabatan, karena didera masalahl lain.
Aksi-aksi Pegida di Jerman diikuti cukup banyak orang, namun sebagaimana di Austria, aksi di negeri-negeri sekeliling, seperti Ceko, Denmark dan Norwegia, hanya menarik peserta dalam jumlah kecil.
Sejumlah orang juga berusaha mendirikan Pegida di Spanyol, Swedia dan Swiss.
(nwk/nwk)