Kepala Desa Candiwatu, Boga mengatakan, ambruknya jembatan terjadi, Kamis (29/1) malam. Saat itu, hujan lebat mengguyur kawasan pacet beberapa jam lamanya. Debit air sungai terus meningkat seiring air kiriman dari kawasan pegunungan.
Derasnya arus air sungai, lanjut Boga, terus menggerus konstruksi jembatan dengan panjang 4 meter, lebar 3 meter dan kedalaman sekitar 4 meter. Tak ayal, jembatan yang dibangun secara swadaya oleh warga setempat tahun 2012 silam itu ambruk.
"Jembatan ini akses satu-satunya menuju pasar, tempat pendidikan setingkat SMP dan SMA. Warga harus muter yang jarak tempuhnya bisa mencapai 2 kali lipat," kata Boga kepada wartawan, Jumat (30/1/2015).
Kini kondisi jembatan hanya menyisakan puing-puing. Jembatan yang sebelumnya kokoh hanyut oleh air sungai. Kerangka beton dan besi pembatas jembatan pun hanyut dan terseret beberapa meter di dasar sungai.
Boga mengaku belum menggerakkan warga untuk membangun jembatan darurat. "Kami masih koordinasi dengan instansi terkait," pungkasnya.
(fat/fat)