"Akan kami panggil kepala sekolah dan guru BK," ujar Humas Dinas Pendidikan Surabaya Eko Prasetyoningsih kepada detikcom, Rabu (28/1/2015).
Eko mengatakan bahwa apa yang dilakukan pihak SMPN tersebut mungkin bermaksud baik tetapi caranya yang kurang tepat. Dalam dunia pendidikan," kata Eko, mendidik haruslah dilakukan dengan cara yang mendidik pula.
Eko menambahkan, cara seperti itu mungkin tak perlu dilakukan jika para pendidik bisa lebih merangkul si anak dan ditanamkan adanya pemahaman terhadap keluarga, diri sendiri, dan lingkungan.
"Anak harus dipahamkan bahwa sesuatu tidak bisa diperoleh secara instan atau cepat, dalam hal ini mengambil yang bukan miliknya," ujar Eko.
Eko menjelaskan, setiap anak adalah unik dan setiap individu adalah berbeda. Setiap anak harus dipahamkan untuk mencari jati diri. Dan jika sang anak merasa kesulitan, maka anak tersebut harus disupport, harus didukung.
"Kami kan ada program konselor dari Sebaya yakni mengajak 10 siswa menjadi konselor bagi teman-temannya sendiri. Kami akan maksimalkan itu. Mungkin jika teman sendiri yang mendampingi, setiap siswa bisa mengerti," tandas Eko.
(iwd/fat)