Selama 100 hari pemerintahannya, Jokowi dinilai Effendi belum bisa memberikan efek apa-apa. Eksekusi gembong narkoba yang dianggap wujud ketegasan pun ia kritisi.
"Kalau sudah 20 tahun dipenjara baru dieksekusi ya nggak ngefek. Ngapain bunuh-bunuhin di nusakambangan? Itu lakon orang Indonesia, seneng banget yang kamuflase, yang palsu," kata Effendi kepada wartawan di Gedung DPR, senayan, Jakarta Pusat, Selasa (27/1/2015).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Apa yang saya sampaikan sebagai masukan. Dalam laksanakan fungsinya sebagai presiden, ini sudah di luar sistem," ujarnya.
"Kalau seperti ini keadaannya dan dia tidak membenahi, ini jadi peluang lawan politiknya. Bisa didorong untuk dijatuhkan," lanjut Effendi.
Kritik-kritik ini, sambung Effendi, bukan katena sakit hati. Bukan juga karena suruhan Megawati. Dia mengaku tidak hanya mengkritik Jokowi, namun juga JK dan jajaran kabinetnya.
"Maksud saya, saya tidak rela kalau hanya Jokowi yang jatuh. Dua-duanya. Saya ingatkan, ini politik lho. Mana mungkin kelompok tertentu nunggu 5 tahun," pungkasnya.
(imk/van)











































